-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

14 October 2009

74 Anak di Jember Derita Gizi Buruk, Dua orang Meninggal Dunia

http://www.surya.co.id/2009/10/14/74-anak-di-jember-derita-gizi-buruk-dua-orang-meninggal-dunia.html

74 Anak di Jember Derita Gizi Buruk, Dua orang Meninggal Dunia

Rabu, 14 Oktober 2009 | 8:13 WIB | Posts by: jps | Kategori: Tapal Kuda | ShareThis

Jember - Surya- Kasus anak dengan gizi buruk masih ditemukan di Kabupaten Jember. Data di Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember menyebut, selama tahun 2009 ini ditemukan 74 kasus anak dengan gizi buruk di Jember.
"Itu laporan dari Puskesmas, dan kasusnya tersebar di beberapa kecamatan di Jember seperti Jelbuk, Sukowono, Ledokombo dan Mumbulsari," kata Humas Dinkes Jember, Yumarlis kepada Surya, Selasa (13/10).

Dari 74 kasus tersebut, lanjut Yumarlis, 45 kasus saat ini masih ditangani oleh petugas medis dan mendapat pemantauan dari Dinkes. Yumarlis juga mengatakan, dari 74 anak dengan kasus gizi buruk itu dua di antaranya meninggal dunia.

"Kasus gizi buruk ini beda dengan gizi kurang. Kalau gizi buruk, terdiri dari marasmic atau kwasiorkor. Biasanya kasus-kasus gizi buruk dirawat di RSUD dr Soebandi sebagai rumah sakit rujukan," kata Yumarlis.

Bahkan kini, Ruang Kanak-Kanak (RKK) RSUD dr Soebandi juga masih merawat dua pasien gizi buruk. Ahmad Fauzi, seorang bocah berumur 2 tahun dari Desa Karang Kedawung Kecamatan Mumbulsari yang dirawat sejak Sabtu (10/10) lalu. Ia terkena gizi buruk jenis kwasiorkor dengan tanda wajah lebam dan sendu, kulit keriput serta perut buncit. Karena kekurangan energi protein, kulitnya melepuh dan mengelupas. Fauzi juga mempunyai penyakit penyerta yakni TBC dan kekurangan gula dalam darah. Berat badannya hanya 6 kilogram, seharusnya 12 kilogram.

Sedangkan seorang lagi adalah balita perempuan berumur 19 bulan. Ironisnya, ia terkena gizi buruk akibat sejak bayi ia terkena HIV AIDS yang ditularkan dari orangtuanya. Akibat penyakit itu, kekebalan tubuhnya terus turun hingga terkena gizi buruk. Saat ini berat badannya hanya 4,5 kilogram. Ia terkena gizi buruk jenis marasmic atau kekurangan karbohidrat. Menurut tim medis, kondisi balita itu kurang baik.

Bocah tersebut, juga merupakan pasien klinik VCT RSUD dr Soebandi Jember. Tim konselor klinik itu masih memantau perkembangan HIV AIDS balita tersebut. Balita itu terserang HIV AIDS akibat tertular dari orangtuanya. Kedua orangtua balita itu telah meninggal dunia.

"Keduanya sedang mendapat perawatan intensif dari dokter, fasenya masih rehabilitasi untuk memulihkan berat badan mereka dan memantau penyakit penyerta," ujar dr Ahmad Nuri, dokter anak yang menangani kedua bocah tersebut.

Humas Dinkes Jember, Yumarlis menambahkan, ada beberapa faktor penyebab terjadinya gizi buruk, antara lain ketersediaan pangan, distribusi pangan, sumber daya manusia, tingkat ekonomi dan juga penyakit.

"Kalau Jember, mungkin untuk ketersediaan pangan dan distribusi pangan tidak masalah. Namun bagaimana dengan SDM-nya, yang terkait dengan tingkat pendidikan. Kebiasaan orangtua dalam memberikan gizi untuk anaknya, apakah daya beli mereka juga kuat. Jadi memandang kasus gizi buruk harus dari beberapa sisi," tegasnya.
Oleh karena itu, tegas Yumarlis, pihaknya akan terus memantau anak yang terkena gizi buruk. Petugas Puskesmas harus memberi makanan tambahan bagi anak gizi buruk di daerah masing-masing. st9