-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

07 October 2009

BK Desak Pemkot Surabaya Atasi Gizi Buruk

http://www.republika.co.id/berita/80491/BK_Desak_Pemkot_Surabaya_Atasi_Gizi_Buruk

BK Desak Pemkot Surabaya Atasi Gizi Buruk

By Republika Newsroom
Selasa, 06 Oktober 2009 pukul 16:43:00

BK Desak Pemkot Surabaya Atasi Gizi Buruk WORDPRESS.COM

SURABAYA--Badan Kehormatan (BK) DPRD Surabaya melalui fraksi bakal mengevaluasi anggaran pendidikan dan kesehatan tahun 2010 yang diusulkan Pemkot Surabaya. Pasalnya, dari anggaran tahun 2009 ini, belum terserap maksimal dan tidak mampu mengatasi masalah gizi buruk di Surabaya.

Ketua BK DPRD Surabaya Agus Santoso, mengatakan, besaran anggaran pendidikan dan kesehatan di 2009 sebesar Rp 1,2 trilyun. Dan dari anggaran tersebut, Rp 14 milyar diserahkan ke RSUD Dr Soewandhie khusus untuk menangani gizi buruk. Ternyata belum mampu menurunkan angka anak yang menderika gizi buruk, justeru meningkat.

"Kenyataannya, di Surabaya ini kok masih banyak kasus gizi buruk seperti yang dialami Vgo Ramadhan (2 tahun). Kemudian dengan anggaran sebesar itu digunakan apa saja, apa tugas Puskesmas selama ini. Ironisnya, Puskesmas hanya memberikan surat rujukan penderita gizi buruk tanpa dijemput dengan mobil ambulance. Padahal mobil ambulance fungsinya juga untuk masyarakat. Penderita gizi buruk pun yang mengantar Lurah dan Camat," cetus Agus, Selasa (6/10).

Melihat kondisi riil imbuh Agus, masih banyaknya kasus gizi buruk, jika nantinya Pemkot Surabaya mengusulkan anggaran pendidikan dan kesehatan, pihaknya akan mengevaluasi terlebih dahulu. Apalagi jika nantinya ada kenaikan besaran anggaran, kemungkinan usulan tidak akan disetujui.

"Di tahun 2009, anggaran kesehatan juga digunakan untuk pengadaan mobil ambulance. Dan mobil itu seharusnya untuk operasional termasuk kepentingan masyarakat," tandasnya.

Sementara Agus Santoso juga memberi bantuan kepada Vigo bayi gizi buruk asal Dukuh Pakis VI-D3 No 7 Surabaya itu. Agus meminta kepada orang tua Vigo agar tidak melihat nilainya. Namun meski nilainya tidak seberapa gunakanlah bantuan tersebut untuk operasional kontrol kesehatan viro.

"Jangan dilihat nilainya, tapi ini diharapkan bisa membantu ibu untuk membawa VIGO berobat. Kalau uangnya habis tinggal telpon saya," kata Agus kepada Isa Rohmawati ibu Virgo saat menerima bantuan.

Isa Rohmawati mengatakan, keluarganya bersyukur ada yang mau memperhatikan kondisi anak ketiganya itu. Apalagi saat ini, suaminya yang bekerja di Kalimantan tidak pernah mengirim uang sepeser pun buat ketiga anaknya. "Kami sekelaurag nggak tahu kenapa kok nggak pulang-pulang," keluh Isa.

Kondisi Vigo kata Isa, karena lebih kepada faktor ekonomi. Dirinya sebenarnya tahu tentang asupan gizi yang dibutuhkan untuk anak-anaknya. "Namun karena untuk makan menipis, terpaksa makanan orang dewasa yang dimakan. Bahkan seringkali Vigo tidak mau makan, diare dan badan panas. Imbasnya, kata dokter, terkena gizi buruk," tuturnya.

Saat ini usai dirawat di RSUD Dr Soewandhie, keadaan Vigo terus membaik dan setiap hari mendapat kunjungan dari Puskesmas Pakis. "Setiap harinya, saya hanya mengandalkan upah dari cuci-cuci baju dan setrika. Upah cuci baju Rp 15 ribu dan setrika Rp 20 ribu. Itu pun belum tentu ada setiap harinya," keluhnya lagi. uki/pur