-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

07 October 2009

Dua Balita di Kupang Alami Gizi Buruk

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2009/10/06/37666

06 Oktober 2009 | 16:57 wib | Nasional

Dua Balita di Kupang Alami Gizi Buruk

Kupang, CyberNews. Dua orang balita di Kelurahan Fatukoa, Kecamatan Alak, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) menderita gizi buruk dan saat ini sedang dalam penanganan rawat jalan di puskesmas pembantu (pustu) di kelurahan tersebut.

Bendelinda Ledoh, ibu dari Reinhard Gele Bengu, salah seorang balita gizi buruk kepada wartawan di Kupang, Selasa (6/10) enggan mengakui, kalau anaknya yang berusia dua tahun tujuh bulan, menderita gizi buruk.

Menurut dia, dalam pemerikasaan medis oleh dokter, terdeteksi bahwa kondisi anaknya yang kurus merupakan pembawaan sejak lahir, bukan karena gizi buruk. Dia mengaku selalu memeriksakan anaknya ke pustu setempat, sehingga terus mendapat perawatan.

Seperti disaksikan, kondisi Reinhard sangat kurus dengan kondisi kepala yang sangat kecil dengan tangan dan kakinya yang sangat kurus. Kendati pun demikian, Reinhard tampak bermain dan berlarian dengan beberapa teman main di lingkungannnya.

Selain dua balita yang mengalami gizi buruk, juga terdapat 30 bayi di kelurahan tersebut menderita kurang gizi dan sebanyak 47 ibu hamil menderita kekurangan energi kalori.

Seorang petugas medis di pustu Kelurahan Fatukoa yang enggan menyebutkan jati dirinya mengatakan, semua penderita tersebut sedang dalam pengawasan dan perawatan pihak medis Pustu Fatukoa.

Dia mengatakan, rata-rata para penderita disebabkan kurangnya asupan gizi, karena keterbatasan pengetahuan dan tingkat ekonomi pas-pasan.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, dr Dominggus Sarambu yang dihubungi secara terpisah di Kupang mengaku, kondisi masyarakat di kelurahan yang mengalami penderita gizi buruk dan kurang gizi karena tidak cukup asupan gizi.

Dia mengatakan, secara alami masyarakat memiliki banyak sumber makanan bergizi yang mudah diperoleh seperti, telur ayam, daun singkong dan sayur-sayuran lainnya di lingkungan tempat tinggal, namun kurang dipergunakan sebagai sumber makanan sehari-hari.

"Bagaimana masyarakat punya telur ayam tetapi enggan makan tetapi hanya mau untuk dijual. Ada banyak daun singkong dan sayuran lainnya tetapi enggan untuk dijadikan sebagai salah satu menu makan dalam keluarga," kata Sarambu.

Dia meminta masyarakat untuk selalu memfungsikan semua bahan alami untuk bisa dijadikan sebagai menu utama makanan dalam rumah tangga.

Menurut dia, penanganan penyakit gizi buruk dan gizi kurang, harus dilihat dan ditangani secara bersama oleh banyak pihak. "Kasus gizi buruk dan kurang gizi merupakan tanggung jawab bersama," kata Sarambu.

Terhadap penderita, katanya, Dinas Kesehatan Kota Kupang melalui posyandu dan puskesmas dan pustu, melakukan program pemberian makanan tambahan berupa pemberian susu dan makanan tambahan bergizi lainnya, selain pemberian obat-obatan sebagai bagian dari tindakan medis bagi setiap penderita.

( Ant / CN13 )