-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

14 October 2009

Kelaparan Massal Ancam Dunia Tahun 2050

http://www.republika.co.id/berita/82029/Kelaparan_Massal_Ancam_Dunia_Tahun_2050

Kelaparan Massal Ancam Dunia Tahun 2050

By Republika Newsroom
Selasa, 13 Oktober 2009 pukul 08:32:00

Produksi pangan harus naik 70 persen atau dunia akan kelaparan


 
NEW YORK--Produksi pangan harus ditingkatkan 70 persen dalam empat puluh tahun ke depan untuk menyeimbangi penduduk dunia, kata badan PBB.Organisasi Pangan dan Pertanian, FAO mengatakan lebih banyak lahan yang diperlukan untuk memproduksi bahan pangan, dan bila hal ini tidak dilakukan, 370 juta orang akan menghadapi ancaman kelaparan pada tahun 2050.

Penduduk dunia diperkirakan akan meningkat dari 6,7 miliar saat ini menjadi 9,1 miliar pertengahan abad ini.Perubahan iklim, yang menyebabkan banjir dan kekeringan akan mempengaruhi produksi pangan.

FAO mengatakan investasi sebesar 83 miliar dolar AS setahun, atau naik 50 persen, harus dilakukan dalam sektor pertanian di negara-negara berkembang, untuk memastikan kebutuhan pangan pada tahun 2050.  "Dampak pertumbuhan penduduk dan meningkatnya urbanisasi diperkirakan akan meningkatkan kebutuhan pangan dua kali lipat," kata Direktur Jendral FAO, Jacques Diouf, dalam pertemuan yang berjudul How to Feed the World 2050.

Tantangan yang dihadapi dunia pertanian di satu sisi juga tak main-main. Ke depan, sumber daya alam, seperti lahan, air dan keanekaragaman hayati makin sulit. Produksi pangan juga terpenaruh oleh "perubahan iklim, karena meningkatnya suhu, semakin tingginya curah hujan dan semakin seringnya cuaca ekstrim yang menyebabkan banjir dan kekeringan," kata Diouf.

Diouf mengatakan yang penting dilakukan adalah meningkatkan produksi pangan di daerah-daerah yang sangat memerlukan. Perubahan iklim mengurangi produksi sekitar 30 persen di Afrika dan 21 persen di Asia. "Harus ada fokus khusus terhadap petani-petani kecil, anak-anak dan daerah pedesaan, serta penyediaan lahan, air dan bibit khusus, serta perlengkapan modern lain," katanya. bbc/tri