-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

07 October 2009

Penertiban Stren Kali Jagir Ricuh, Warga Ancam Duduki Kantor Gubernur

http://www.surya.co.id/2009/10/07/penertiban-stren-kali-jagir-ricuh-warga-ancam-duduki-kantor-gubernur.html

Penertiban Stren Kali Jagir Ricuh, Warga Ancam Duduki Kantor Gubernur

Rabu, 7 Oktober 2009 | 7:44 WIB | Posts by: jps | Kategori: Berita Terkini, Surabaya Raya | ShareThis

SURABAYA - SURYA- Penertiban warga stren Kali Jagir Wonokromo kembali berlangsung ricuh, Selasa (6/10).
Meski ratusan aparat gabungan dari Satpol PP Pemkot dan Pemprov, kepolisian dan dua eskavator disiagakan, penertiban yang berlangsung mulai pukul 09.00 WIB itu tidak berjalan sesuai harapan.

Dua pemilik lapak, H Romli dan H Nur menolak tempat usahanya yang ada di depan pertokoan Mangga Dua dibongkar. Mereka juga bersikeras tak mau membongkar sendiri lapaknya dan malah menuntut agar Gubernur Jatim datang sendiri untuk berdialog dengan warga.

"Saya tidak akan bongkar sebelum Pak Karwo datang sendiri ke sini," sergah Romli.
Karena upaya dialog dan kompromi gagal, petugas akhirnya menyeret paksa dua warga tersebut dari dalam lapaknya. Sejurus kemudian, alat membongkar lapak berukuran sekitar 6 x 6 meter yang terbuat dari kayu dan seng dibuat rata dengan tanah.

Sejumlah warga mengaku menyayangkan penggusuran kali ini karena dari 385 warga yang dipastikan mendapat bantuan hibah Rp 5 juta, baru 72 warga yang menerimanya.
"Kami sebenarnya tidak melawan. Tapi mana janji Pemprov yang tidak akan melakukan penggusuran sebelum uang bantuan cair," tegas Wahyudi seorang warga.

Jika dana bantuan hibah tak diberikan, kata pria yang mengaku sudah 15 tahun tinggal di stren kali Jagir ini, warga akan ngelurug ke kantor gubernur dan mendudukinya.
"Kami akan menginap di sana hingga semua uang bantuan dicairkan," ancamnya.

Camat Wonokromo, Eddy Kristianto mengatakan, penertiban kali kedua terhadap bangli di stren Kali Jagir ini merupakan upaya merealisasikan rencana revitalisasi stren kali sepanjang sekitar 2 kilometer tersebut.

"Program ini kan dari pemprov, kami hanya menindaklanjuti hasil penertiban pada Mei lalu," terangnya.
Menurut Eddy, pascapenertiban Mei lalu, berdiri lagi sekitar 100 bangli yang dipakai sebagai tempat usaha. Setelah pihaknya melakukan sosialisasi, 50 bangunan dirobohkan sendiri pemiliknya. Sementara 50 bangli sisanya dibongkar dengan alat berat karena pemiliknya tak membongkarnya sendiri.

Kepala Biro Kesra Pemprov Jatim Siswanto membenarkan fakta bahwa belum semua warga stren Kali Jagir menerima bantuan hibah dari pemprov. Hingga detik-detik penggusuran berlangsung, baru 119 warga yang sudah menerima, 266 sisanya belum. Penyebabnya, ketika data 385 warga penerima bantuan hibah Rp 5 juta, banyak yang tidak masuk dalam data yang ada di RT/RW, kelurahan dan kecamatan.

"Mereka hanya tinggal di situ, tapi tidak tercatat. Ini yang jadi problem," paparnya.
Meski menemui sejumlah kendala, Siswanto malah memperkirakan jumlah penerima bantuan hibah akan bertambah lagi. Karena setelah mendengar akan mendapat bantuan Rp 5 juta, ternyata banyak warga yang mengajukan diri untuk mendapatkan bantuan tersebut.
"Kemungkinan tambahnya antara 10 sampai 20 orang. Makanya kita minta RT/RW mendata ulang," imbuhnya. uji