-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

15 October 2009

PKL Jatinegara Diobrak-abrik

http://www.beritakota.co.id/berita/kota/16973-pkl-jatinegara-diobrak-abrik-.html

PKL Jatinegara Diobrak-abrik
Kamis, 15 Oktober 2009 02:12
PULUHAN lapak pedagang kakilima (PKL)  di pintu masuk Pasar Regional Jatinegara, Jakarta Timur kembali diobrak-abrik aparat Satpol PP, Rabu (14/10). Selain membuat kumuh, keberadaan PKL dikeluhkan pemilik kios lantaran mempengaruhi omset mereka.  

Indra, salah  pemilik kios menuturkan, selama ini keberadaan para PKL kerap mengganggu dan mempengaruhi pendapatan mereka hingga 30% sehingga para pemilik toko sepakat melayangkan surat permohonan kepada Camat Jatinegara Andri Yansyah untuk menertibkan PKL.

"Selama para PKL masih berdagang di pintu masuk pasar, omset kami akan terus terancam. Sebab barang dagangan mereka sama dengan yang kami jual. Pembeli pun lebih memilih dagangan milik PKL," katanya.

Dia berharap agar kawasan tersebut benar-benar bersih dari PKL. Soalnya penertiban selama ini kerap dianggap angin lalu, lantaran keesokan hari mereka kembali membuka lapak.  

Keluhan pemilik kios langsung ditanggap Andri dengan menggelar penertiban pada Rabu (14/10) sekitar pukul 06.00. "Petugas langsung mengangkut lapak pedagang ke atas satu truk besar, empat truk sedang, dan delapan mobil patroli Satpol PP. Selanjutnya dibawa ke gudang Cakung," kata Andri.

Penertiban PKL Pasar Jatinegara, kata Andri, sudah berulangkali dilakukan karena memicu keresahan para pemilik toko. "Keluhan itu langsung kami tindaklanjuti. Apalagi saat ini menjelang penilaian Adipura tahap pertama. Selanjutnya, kawasan tersebut akan terus diawasi agar PKL tak kembali berdagang," katanya. Sementara itum puluhan botol minuman keras (miras) berkadar alkohol di  atas 40% disita petugas Satpol PP Kecamatan Koja, Jakarta Utara, Selasa (13/10) malam. Miras itu diperdagangkan di Jl Raya Lagoa, persis di belakang Pasar Waru.

Ketika hendak disita, pemilik warung tampak pasrah. Kasatgaspol Kecamatan Koja Siti Mulayati kepada Berita Kota menuturkan, operasi itu dilakukan menyusul keluhan dari warga yang khawatir dengan peredaran miras. Apalagi akhir-akhir ini sering terjadi tawuran antarpemuda. Akhirnya pihaknya mengerahkan 20 petugas setelah shalat Isya. "Warga resah dengan keberadaan warung miras tersebut. Hampir setiap malam kerap dipenuhi para pemuda untuk membeli miras," katanya.

Sebelum menggelar penertiban, kata Siti, pihaknya lebih dulu memantau lokasi dengan menerjunkan petugas yang berpura-pra sebagai pembeli. "Sebelum  ditertibkan petugas berpakaian preman berpura-pura menjadi pembeli. Setelah yakin baru kami razia. Hasilnya empat peti miras berkadar alkohol di atas 40 persen dari berbagai merk disita dan langsung dibawa ke kantor kecamatan. Selanjutnya akan dimusnahkan," kata Siti. O dra/lia