-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

07 October 2009

PKL Tolak Pemugaran Taman Progo

http://regional.kompas.com/read/xml/2009/10/06/21010155/PKL.Tolak.Pemugaran.Taman.Progo.

PKL Tolak Pemugaran Taman Progo
Selasa, 6 Oktober 2009 | 21:01 WIB

 

SEMARANG, KOMPAS.com- Sekitar 50 pedagang kaki lima menolak pemugaran Taman Progo, yang terletak di Kelurahan Mlatibaru, Kecamatan Semarang Timur, Selasa (6/10). Pemugaran tersebut dinilai berpotensi menggusur keberadaan pedagang yang biasa berjualan barang bekas di dalam kawasan taman.

Penolakan tersebut ditandai dengan pemasangan berbagai poster di taman tersebut yang antara lain bertuliskan "Jangan Gusur Kami, Saya juga Butuh Makan" , " Penggusuran sama juga Membunuh Kami", dan "Rakyat Kecil Selalu Ditindas".

Ketua Paguyuban PKL Taman Progo Mochammad Safik mengatakan, pedagang khawatir kehilangan mata pencaharian dengan pemugaran taman tersebut. Apalagi, kebanyakan pedagang hanya menyandar kan hidup dari berjualan barang bekas sejak pukul 06.00 hingga pukul 15.00 di kawasan taman .

Selama ini, Safik mengakui, pedagang tidak pernah diajak berunding oleh Pemerintah Kota Semarang meskipun mereka mencoba proaktif dengan menanyakannya kepada kelurahan dan Dinas Pasar. Sehingga, pedagang tetap bersikeras untuk berjualan di tempat itu.

"Kami memang pernah ditegur sekitar tiga kali oleh kelurahan. Mereka meminta pedagang mengosongkan taman karena akan diperbaiki," ucap Safik.

Safik berharap, Pemkot Semarang mau memberikan solusi dengan merelokasi pedagang ke tempat yang representatif jika taman tersebut tetap dipugar. "Pedagang jangan hanya dibuang, tanpa diperhatikan. Kami kan juga harus menafkahi keluarga," katanya.

Kepala Bidang Pertamanan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Semarang Purnomo Dwi Sasongko mengatakan, pemugaran Taman Progo tersebut bertujuan untuk mengembalikan fungsi taman yang selama ini dijadikan lokasi berjualan PKL.

Menurut Purnomo, pemugaran taman tersebut berupa pembenahan lanskap, peninggian tembok pembatas taman, dan penanaman pohon yang memakan biaya sebesar Rp 180 juta. "Pembenahan tersebut sudah dimulai pada Agustus dan ditargetkan selesai pada pertengahan Oktober ini," ujarnya. ILO