-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

14 October 2009

Tiap bulan, Tiga Bayi Jember Dirawat Karena Gizi Buruk

http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/2009/10/14/brk,20091014-202513,id.html

Tiap bulan, Tiga Bayi Jember Dirawat Karena Gizi Buruk

Rabu, 14 Oktober 2009 | 12:12 WIB

TEMPO Interaktif, Jember - Setiap bulan sedikitnya tiga orang bayi dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah dr Soebandi Kabupaten Jember. Menurut Kepala Humas rumah sakit tersebut, Judi Nugroho, sejak bulan Januari hingga Oktober tahun 2009 sebanyak 40 pasien gizi buruk menjalani rawat inap di rumah sakit itu.

"Rinciannya, 23 balita menderita marasmus dan 17 balita menderita kwashiorkor," katanya Rabu (14/10) pagi.

Dalam pekan ini, ruang kanak-kanak umah sakit dr Soebandi juga masih merawat dua pasien gizi buruk. Ahmad Fauzi, seorang bocah berumur 2 tahun dari Desa Karang Kedawung Kecamatan Mumbulsari yang dirawat sejak Sabtu (10/10) lalu. Ia terkena gizi buruk jenis kwasiorkor dengan tanda wajah lebam dan sendu, kulit keriput serta perut buncit. Karena kekurangan energi protein, kulitnya melepuh dan mengelupas. Fauzi juga mempunyai penyakit penyerta yakni TBC dan kekurangan gula dalam darah. Berat badannya hanya enam kilogram, seharusnya 12 kilogram.

Sedangkan seorang lagi adalah balita perempuan berumur 19 bulan. Ironisnya, ia terkena gizi buruk akibat sejak bayi ia terkena HIV AIDS yang ditularkan dari orang tuanya. Akibat penyakit itu, kekebalan tubuhnya terus turun hingga terkena gizi buruk. "Sekarang dia ditangani tim medis klinik Voluentary Consulting Test (VCT) RSUD dr Soebandi Jember," kata Nugoroho menambahkan.

Sementara data Dinas Kesehatan Kabupaten Jember menunjukkan bahwa, dalam 10 bulan terakhir di tahun 2009 ini tercatat sedikitnya 74 kasus bayi mengalami gizi buruk. "Dua anak meninggal dunia sedangkan 45 diantaranya, hingga kini masih berada dalam pantauan dinkes," kata kepala humas Dinas Kesehatan Jember Yumarlis.

Yumarlis menambahkan, Kabupaten Jember merupakan kabupaten dengan angka prevalensi balita Kekurangan Energi Protein (KEP) paling tinggi di propinsi Jawa Timur. Humas Dinas Kesehatan Jember, Yumarlis mengungkapkan, angka prevalensi KEP total di Jawa Timur sebesar 18,4 persen. Sedangkan Data survey kader posyandu se-Kabupaten Jember, menyatakan prevalensi KEP di Jember mencapai 20 persen. "Itu berarti angka gizi buruk Jember rata-rata lebih tinggi dibandingkan 38 kabupaten/kota yang tersebar di Jatim," katanya.

Sejauh ini, Dinas Kesehatan mengerahkan petugas Puskesmas untuk terus memantau kondisi mereka melalui puskesmas dan memberikan makanan tambahan senilai Rp 3.000 setiap hari serta vitamin A. Pada tahun 2007, Dinas kesehatan Jember mencatat, jumlah bayi yang mengalami gizi buruk di Jember sebanyak 286 balita, dan pada tahun 2008 jumlahnya turun menjadi 103 bayi.

Tim Dinas Kesehatan Jember menyimpulkan, beberapa faktor penyebab terjadinya gizi buruk, antara lain ketersediaan pangan, distribusi pangan, sumber daya manusia, tingkat ekonomi dan juga penyakit. Dari 31 Kecamatan di Jember, yang paling rendah tingkat kesadaran gizinya adalah Kecamatan Jelbuk, Ledokombo, Mumbulsari dan Sumberbaru.

 

MAHBUB DJUNAIDY