TEMPO Interaktif
14 Juni 2005
Jakarta: Bank-bank di Malaysia yang tergabung dalam konsorsium akan membiayai keberangkatan tenaga kerja Indonesia (TKI) ke Malaysia. Konsorsium itu dipimpin bekas menteri keuangan Malaysia Tun Daim, yang kini menjadi bankir.
Menurut Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Fahmi Idris, model pendanaan konsorsium bank itu dapat mencegah dan melindungi TKI dari rentenir dan praktek calo.
Fahmi menjelaskan, konsorsium bank di Malaysia itu akan bekerja sama dengan bank-bank di Indonesia seperti BRI, BNI, dan Bukopin. Bantuan itu harus dicicil TKI setelah mereka bekerja.
"Gaji mereka langsung dipotong oleh bank itu dengan bunga bank yang lebih rendah daripada rentenir," kata Fahmi dalam rapat kerja dengan panitia ad hoc II Dewan Perwakilan Daerah di Jakarta, Senin (13/6).
Dengan pengaturan baru itu, majikan membayar gaji pekerjanya langsung melalui bank yang bersangkutan. Sayangnya, penyusunan konsep ini belum selesai. Penyebabnya, bank-bank di Indonesia enggan membuat konsorsium dan memilih bermain sendiri dengan konsorsium di Malaysia. "Ini yang bikin lambat," kata Fahmi.
Dia berharap model pendanaan pemberangkatan TKI itu sudah bisa berjalan pada Agustus mendatang. Menurut dia, Taiwan sudah mempraktekkannya. Jika dulu seorang calon TKI dengan tujuan Taiwan harus membayar Rp 24 juta, kini mereka cukup membayar Rp 12 juta yang dibantu konsorsium bank di Taiwan.
Analis kebijakan Migrant Care Wahyu Susilo membenarkan model pendanaan itu sudah dipraktekkan di Taiwan. "Tapi tidak berhasil karena tidak ada perubahan signifikan," kata dia kemarin. Selain gajinya dipotong konsorsium, TKI masih harus membayar ke perusahaan yang memberangkatkannya.
Istiqomatul
14 June 2005
Konsorsium Bank Malaysia Talangi Biaya Keberangkatan TKI
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights See Linked Article di Tuesday, June 14, 2005
Label: bank, Buruh migran, keuangan, Malaysia, Malaysia positif
Subscribe to:
Posts (Atom)