Rabu, 23 Mei 2007
Ketenagakerjaan
Bandung - Masalah yang umum dialami tenaga kerja dari Jawa Barat di Singapura adalah kurangnya pelatihan untuk mereka. Pemerintah Singapura sudah berbicara dengan Pemerintah Provinsi Jabar untuk memperbaikinya.
Demikian dikatakan Menteri Negara Urusan Luar Negeri Singapura Zainul Abidin Rasheed didampingi Duta Besar Singapura untuk Indonesia Ashok Mirpuri, usai pertemuan dengan Pemerintah Provinsi Jabar di Bandung, Selasa (22/5).
Zainul mengatakan, Singapura sudah menyelenggarakan "Singapore Cooperation Program" untuk penyerapan tenaga kerja dan memperbaiki kualitasnya. Indonesia menjadi pengguna terbesar program tersebut. Saat ini di Singapura terdapat sekitar 40.000 tenaga kerja Indonesia, sebagian besar menjadi pembantu rumah tangga.
Menurut Zainul, permintaan terhadap tenaga kerja di Singapura terus meningkat. Tahun 2006, terdapat 170.000 tenaga kerja baru di Singapura. Pembangunan yang terus dilakukan membuat Singapura memerlukan lebih banyak tenaga kerja. Penurunan kebutuhan tenaga kerja hanya terjadi 5-7 tahun lalu sebagai dampak krisis moneter.
Gubernur Jabar Danny Setiawan mengatakan, potensi sumber daya manusia (SDM) dari Jabar sangat besar. Ia mencontohkan, banyak tenaga perawat dari Jabar. Namun, ketika ditawarkan, SDM tersebut kurang diminati negara lain.
Untuk itu, diperlukan pendidikan tambahan untuk meningkatkan nilai tambah SDM. Diharapkan, ada investasi untuk memperbaiki kualitas SDM sehingga bisa dimanfaatkan tidak hanya untuk domestik, tetapi juga luar negeri.
"Singapura selain sebagai pengguna jasa juga dapat menyalurkan SDM Jabar ke negara lain. Kita jajaki kerja sama itu," katanya.
Menurut Danny, Singapura juga ingin mengembangkan kerja sama dalam bidang ekonomi. Jabar memiliki potensi ekonomi yang bisa dipromosikan.
Dalam waktu dekat, duta besar Singapura akan menginventarisasi potensi Jabar untuk memastikan kerja sama yang bisa dikembangkan. Selain itu, Pemerintah Singapura berniat mempromosikan kebudayaan Indonesia di negaranya. (bay)