Kamis, 28 Juni 2007
Kuala Lumpur:Pengiriman tenaga kerja sektor informal masih belum lancar. Kini sebanyak 60 calon pembantu rumah tangga asal Indonesia terlantar di Kuala Lumpur International Airport dan Airport Khusus Maskapai Air Asia Sepang. "Agensi yang seharusnya menjemput telah dibekukan izin operasionalnya,"kata Presiden Persatuan Agensi Pembantu Rumah Asing Malaysia Datuk Raja Zulkepley Dahalan kepada Tempo, Kamis (28/6) pagi.
Pekan lalu lebih dari 30 calon pembantu rumah tangga terlantar karena tidak diizinkan masuk ke Malaysia dengan alasan serupa. Meskipun Datuk mengatakan kasus itu telah selesai.
Raja Zulkepley menambahkan, untuk masalah sekarang organisasinya tidak bisa melakukan hal sama dengan kasus sebelumnya. Alasannya, para petinggi imigrasi Putrajaya sedang berada di Surabaya membuat kesepahaman sektor informal.
Ia memperkirakan jumlah tenaga kerja yang terlantar akan bertambah. Ia menyayangkan PJTKI di Indonesia yang tetap mengirim pembantu sesuai perjanjian tanpa memikirkan situasi terkini Malaysia.
Raja Zulkepley mengakui, kondisi ini terjadi sebagai reaksi pemerintah Malaysia atas insiden Ceriyati dan dibekukannya 19 perusahaan penyalur tenaga kerja asing di Malaysia. “Pihak agensi merasa teraniaya karena majikan yang melakukan kesalahan tetapi agensi yang dihukum. Ini sangat tidak rasional,” katanya.
T.H. Salengke