News | nasional |
Presiden SBY Janji Pulangkan Jenazah Yanti | |||
Kamis, 17/01/2008 | |||
JAKARTA(SINDO) – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berjanji akan segera memulangkan jenazah Yanti Irianti, tenaga kerja Indonesia (TKI) yang dihukum mati di Arab Saudi. Presiden secara khusus meminta Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) dan Departemen Luar Negeri (Deplu) untuk dapat segera mengupayakan hal itu. "Saya meminta kepada Deplu dan Depnakertrans untuk masalah seperti ini agar terus diikuti, kemudian apa yang bisa kita lakukan, kita lakukan," tegas Presiden SBY seusai melakukan rapat kabinet terbatas di Gedung Depnakertrans, Jakarta, kemarin. Menurut SBY, sebelum dieksekusi mati, pemerintah telah berupaya semaksimal mungkin agar Yanti dapat dimaafkan oleh keluarga majikannya sehingga dapat terhindar dari hukuman mati. "Tapi, dengan segala upaya yang kita lakukan, nampaknya pemberian maaf itu tidak diberikan sampai saat-saat akhir karena itulah kita juga terus melakukan komunikasi dengan pihak mereka," paparnya. Presiden menjelaskan,pemerintah selalu melakukan langkah-langkah perlindungan pembelaan kepada TKI yang terlibat masalah hukum atau kejahatan di negara tempat mereka bekerja. "Kewajiban pemerintah juga kewajiban saya untuk melakukan itu, tentu saja negaranegara yang bersangkutan, pemerintah yang bersangkutan perlu juga menegakkan sistem hukumnya sesuai konstitusi dan undangundang," jelasnya. Meski demikian,menurut SBY, jika ditemukan hal-hal yang tidak wajar di negara sahabat,pemerintah akan melakukan protes dan melayangkan nota diplomatik. Untuk keluarga Yanti, pemerintah akan memberikan santunan dan membantu segala kebutuhan yang diperlukan. "Kewajiban kita untuk terus berkomunikasi dengan keluarga, memberikan santunan, dan apa saja yang bisa kita lakukan,"tegas Presiden. Juru Bicara Departemen Luar Negeri (Deplu) Y Kristiarto Soeryo Legowo menyatakan, pihaknya siap untuk memulangkan jenazah Yanti jika ada permintaan tertulis dari keluarga. "Namun, semua tergantung ketentuan hukum yang ada di Arab Saudi,"jelasnya. Sampai saat ini Deplu belum menerima permintaan tertulis dari keluarga. Sementara itu, keluarga Yanti yang diwakili suaminya Gino beserta dua anaknya sempat mendatangi kantor Depnakertrans untuk bertemu langsung dengan Presiden SBY. Namun, mereka justru diusir aparat keamanan. Gino mengatakan, dirinya memohon kepada Presiden SBY agar dapat membantu kepulangan jenazah dan meminta hak-hak istrinya selama di Arab Saudi. "Pokoknya, istri saya dikembalikan. Saya ingin dia (Yanti) dipulangkan dari Saudi dan hak-haknya dipenuhi selama hidup. Saya minta pertanggungjawaban pemerintah supaya tidak ada lagi kejadian seperti yang menimpa istri saya," katanya. Diketahui sebelumnya, TKI asal Karang Tengah, Cianjur,Yanti Iriyanti binti Jono Sukardi, telah dieksekusi mati Jumat (11/1) dengan cara ditembak. Dia terbukti bersalah membunuh majikannya Aisyah Al- Muchalid dengan cara membekap mulutnya dengan bantal. Selain membunuh,Yanti disebut mencuri perhiasan majikannya yang tinggal di wilayah Assier itu. (rarasati syarief/ rendra hanggara) |
__,_._,___