-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

04 February 2008

18 WNI Meninggal di Qatar

03/02/08 19:06

Doha, Qatar (ANTARA News) - Sepanjang tahun 2007, tercatat 18 WNI meninggal dunia di Qatar, kebanyakan dari mereka didata sebagai kematian akibat serangan jantung, demikian data yang ditunjukkan oleh KBRI Qatar di Doha, Minggu.

Para WNI itu terdiri atas lima orang perempuan dan 13 laki-laki, rata-rata jenazah dikirim ke Indonesia yakni 12 jenasah atas pendanaan perusahaan atau majikan, sementara KBRI hanya menanggung biaya perjalanan staf yang mengantar jenazah ke Indonesia.

Dirunut dari sebab kematian, delapan pekerja asal Indonesia yang meninggal dunia sepanjang tahun 2007 adalah akibat serangan jantung. Lalu penyebab terbesar berikutnya adalah kecelakaan lalu lintas (empat orang), sakit (3 orang), bunuh diri (dua orang), dan kecelakaan kerja (satu orang).

"Angka kematian pada tahun 2008 sepertinya akan lebih banyak lagi," kata Duta Besar RI untuk Qatar, Rozi Munir, kepada ANTARA News di Doha.

Rozi Munir mengatakan hingga awal Februari 2008 saja sudah tercatat 5 WNI meninggal akibat sakit dan kecelakaan lalu lintas.

Masih berdasarkan catatan KBRI Doha, jumlah WNI di Qatar diperkirakan lebih dari 25.463 orang.

Dari jumlah itu, yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT) adalah 16.740 orang (65,74 persen), dan tenaga kerja profesional sekitar 5.768 orang. Sisanya yakni sekitar 2.955 orang adalah anggota keluarga dari para pekerja profesional.

KBRI memetakan mereka yang bekerja di sektor profesional tidak banyak mengalami permasalahan yang berarti selama di Qatar, mengingat perlindungan untuk tenaga kerja di sektor formal sudah dilindungi oleh Hukum Perburuhan Qatar.

Permasalahan justru banyak datang dan kompleks polanya bila menyangkut perlindungan Tenaga Kerja Wanita (TKW) atau pembantu rumah tangga.

Beberapa masalah utama yang dihadapi tenaga kerja di sektor informal antara lain tidak digaji atau gaji dipotong di luar kesepakatan awal, pelecehan seksual, jam kerja yang berlebihan, penyekapan, makanan tidak layak, dan shock budaya.(*)

COPYRIGHT © 2008