Kepala Dinas Kesehatan DIY Bondan Agus Suryanto kepada Media Indonesia, Jumat (7/3) mengatakan pada tahun lalu jumlah balita yang mengalami gizi buruk tercatat sekitar 2.000 orang.
"Saat ini sudah turun ke 1.500. Namun penurunan ini tidak menjadikan masalah gizi buruk bisa dianggap bukan masalah serius," kata Bondan.
Apalagi, ujarnya, angkanya masih di atas 1.000 balita. Untuk itu, pihaknya tengah merancang program gerakan untuk kesejahteraan balita guna terus menekan angka balita penderita gizi buruk.
"Namun detilnya masih kita rancang. Yang jelas program ini nanti lebih menekankan pemberdayaan dan peranan masyarakat," tambah Bondan.
Sementara itu, pada 2007 selain terdapat 2.000 balita gizi buruk juga masih dijumpai sekitar 20 ribu balita yang mengalami kekurangan gizi. Kondisi tersebut sebagian besar akibat faktor sosial ekonomi.
"Kasus ini bukan semata-mata karena asupan gizinya yang kurang, tapi juga faktor penyakit dan seperti cacingan, dan TBC," jelasnya.
Bondan juga mengatakan, penanganan balita gizi buruk akan ditanggung melalui Askeskin. Namun, jika ada dari mereka yang belum terakomodasi oleh Askeskin, akan ditanggung oleh Jaminan Kesehatan Sosial DIY. (AZ/OL-01)
Penulis: Amirudin Zuhri