-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

17 April 2008

TKW tidak tahu dikirim ke Irak

 
 
Darmianti binti Jaba Saleh baru menyadari negara tempat dia berada saat menarik tumpukan uang kertas yang dia terima
 
Tertera di bagian atas uang kertas tadi "Bank of Iraq".
Darmianti menjalani pemeriksaan medis sebelum disalurkan sebagai pekerja rumah tangga di kawasan Kurdi, Iraq utara.
 
Yang menjadi satu-satunya masalah adalah dia belum pernah diberitahu bahwa dia akan berangkat ke Irak.
Ketika dia meninggalkan Indonesia, agen yang mengirim dia mengatakan dia menuju Kurdistan - tempat aman, kata si agen, di perbatasan dengan Irak.
 
Di sana, dia bisa mendapat pekerjaan bagus dan mendapat gaji tinggi, lebih baik daripada uang yang dia terima beberapa tahun sebelumnya di Yordania.
Namun, Darmianti diterbangkan ke Timur Tengah, dinaikkan taksi selama lima jam ke Arbil di Irak utara.
 
'Sangat takut'
Ketika dia mulai mengetahui tempat dia berada, demikian tutur Darmianti, dia merasa sangat ditipu.
"Saya ingin pulang," katanya. "Saya sangat takut, teruma ketika kami mendegar suara ledakan di luar. Kami semua menangis di kamar kami."
 
 Pemerintah biasanya memberikan tanggapan reaktif - mereka tahu hal-hal ini setelah ada korban dan itu menurut kami seyogyanya diubah.
 
Nur Harsono
Migrant Care
Darmianti mengatakan, puluhan warga Indonesia dikirim ke Irak sebagai pekerja pendatang oleh agen tenaga kerja yang sama.
 
Salah seorang dari mereka bercerita kepada Darmianti bahwa dia pernah menyaksikan majikannya terkena tembakan nyasar di kepala saat mereka menyusuri jalan.
 
Dan, kondisi kehidupan digambarkan mengerikan.
"Kadang-kadang kami tidak mendapatkan air atau makanan," tuturnya. "Kadang-kadang kami mencuri agar bisa mendapat makanan. Saya merasa seperti menangis sepanjang waktu."
 
Darmianti mengatakan, agen yang mengirim dia menolak mengizinkan dia meninggalkan Irak, kecuali dia membayar $2.500 (sekitar Rp22 juta).
 
Namun, setelah tiga bulan di Arbil, dia berhasil melarikan diri dengan bantuan organisasi bantuan internasional dan kini memperkarakan bekas agennya di Jakarta.
 
'Reaksi reaktif'
Ini kali pertama Indonesia mengadili perkara pengiriman pekerja ke Irak tanpa sepengetahuan yang bersangkutan.
 
Nur Harsono
Nur Harsono: pemerintah harus mengambil tindakan lebih jauh
Namun, Nur Harsono dari LSM Migrant Care di Jakarta, mengatakan, dia kerap menyerahkan berkas kasus serupa kepada polisi, dan menurut dia, para pejabat perlu mengubah sikap mereka.
 
Yang menjadi masalah, kata Nur Harsono, para pekerja migran ini sering disalurkan ke agen lain di negara lain, dan memperoleh visa ke negara ketiga dari tempat di luar Indonesia.
 
Dan, itu berarti pemerintah tidak bisa memantau tujuan pengiriman pekerja migran Indonesia dan agen yang mengirim mereka.
 
"Pemerintah biasanya memberikan tanggapan reaktif - mereka tahu hal-hal ini setelah ada korban dan itu menurut kami seyogyanya diubah," kata Nur Harsono.
"Sudah pernah terjadi wanita yang memegang visa kerja di Dubai, atau Abu Dhabi, lalu dialihkan ke Irak. And pemerintah tetap saja tidak berbuat apa-apa," tambahnya.
 
http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2008/04/080416_iraqistory.shtml


Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now.