TEGAL, KAMIS - Satu penderita gizi buruk ditemukan di Kota Tegal. Ia adalah Muhamad Ariel (14 bulan), anak pasangan Rosikin (27) dan Muatiati (23), warga Dukuh Kajongan, Kelurahan Muarareja, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal. Saat ini, Ariel menjalani perawatan di rumah, karena orang tuanya belum memiliki biaya untuk membawanya ke rumah sakit.
Dalam usianya tersebut, berat badan Ariel hanya 6,2 kilogram, dengan tinggi 70 sentimeter. Pertumbuhannya juga terganggu. Hingga saat ini, ia juga belum mampu duduk seperti anak-anak seusianya. Perut bocah tersebut membengkak , sementara paha dan kakinya terlihat kecil dan kisut.
Mutiati saat ditemui di rumahnya, Kamis (1/5) mengatakan, sebenarnya Ariel lah ir dengan kondisi normal. Berat badannya saat itu mencapai 3,7 kilogram, dengan tinggi 47 sentimeter. Ia melahirkan anak pertamanya tersebut di bidan setempat, Fatimah.
Namun setelah berusia dua hari, kondisi kesehatan Ariel mulai terganggu. Bocah tersebut tidak dapat buang air besar, dan selalu memuntahkan cairan berwarna kuning. Akhirnya saat itu , Ariel harus dirawat di Rumah Sakit Islam Harapan Anda Kota Tegal.
Menurut dia, kondisi seperti itu terus berulang. Panas, batuk, dan diare merupakan teman sehari-hari anaknya tersebut. Tidak jarang perut Ariel mengempis, tidak jarang pula perutnya membengkak.
Hingga saat ini, anaknya sudah empat kali dirawat di rumah sakit, yaitu pada usia dua hari, satu bulan, lima bulan, dan 10 bulan. Selama tiga kali perawatan pertama, Mutiati mengaku harus mengeluarkan biaya sendiri. Barulah pada perawatan keempat, ia da pat memanfaatkan kartu asuransi kesehatan untuk masyarakat miskin.
Mutiati mengatakan, derita yang dialami Ariel menjadi derita keluarganya. Ia mengaku sudah menghabiskan banyak biaya untuk menyembuhkan anaknya tersebut. Padahal selama ini, ia hanya mengandalkan penghasilan suami sebagai buruh nelayan. Keluarga tersebut juga masih hidup menumpang di rumah orang tuan Rosikin, Ratinah (53).
Usai perawatan terakhir enam bulan lalu, ia disarankan untuk membawa anaknya ke rumah sakit di Semarang. Namun, ia tidak melakukannya karena tidak memiliki biaya. Petugas Dinas Kesehatan Kota Tegal juga menyarankan hal yang sama. Namun Mutiati masih juga takut karena tidak memiliki biaya akomodasi selama perawatan anaknya di Semarang.
Saat ini, ia hanya berdoa untuk kesembuhan anaknya. Sebenarnya, ia sudah berusaha memberikan asupan yang cukup untuk buah hatinya. Meskipun hanya mendapatkan ASI selama satu bulan, Ariel tetap mendapatkan susu formula. Bocah tersebut mulai mendapatkan makanan tambahan pada usia delapan bulan.
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now.