-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

15 May 2008

Warga Miskin Hidup di Kolong Jembatan

15/05/2008 06:55 Kemiskinan

Liputan6.com, Jakarta: Himpitan ekonomi membuat hidup di Jakarta menjadi tidak mudah bagi masyarakat miskin. Penghasilan yang pas-pasan membuat mereka hanya berangan-angan untuk bisa memiliki rumah. Bahkan, mereka juga tak mampu untuk  mengontrak rumah. Parman, misalnya. Kolong jembatan menjadi tempat tinggal Parman bersama anak serta cucunya. Tidur, mandi, hingga bermain bersama sang cucu dilakukan di kolong jembatan. Tanpa dinding dan beratap jalan.

Penghasilan Parman selama ini hanya dari memulung. Mengontrak rumah pun menjadi jauh dari jangkauan Parman. "Jangankan untuk ngontrak rumah, makan sehari-hari aja masih kempas-kempis, kadang sehari makan, kadang enggak," kata Parman kepada Liputan 6 SCTV, baru-baru ini. Padahal ada masalah besar yang kini dihadapinya, yakni ancaman penggusuran karena ada proyek pengerjaan sungai.

Selain Parman, ada juga Bona. Ibu tiga anak ini juga harus tinggal di kolong jembatan. Kucing-kucingan dengan petugas menjadi makanan sehari-hari Bona dan keluarganya. Penghasilan sang suami sebagai buruh bangunan membuat banyak kebutuhannya tak dapat terpenuhi. Untuk mencuci dan mandi pun Bona terpaksa mengambil air dari sungai.

Kekhawatiran Parman dan Bona kini makin bertambah seiring naiknya harga barang-barang menyusul rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Saat ini, mereka hanya berharap tetap bisa bertahan dengan menyiasati beban hidup yang kian menghimpit.(BOG/Ido Sitompul dan Yuli Sasmito)