01/07/08 19:36 Cirebon (ANTARA News) - Akibat tekanan ekonomi, seorang Balita, Rani Maryani (17 bulan), warga Blok Cariyu, RT 19/20 Desa Situraja, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, mengalami gizi buruk dan terpaksa dirawat di RSUD Indramayu.
Berdasarkan catatan di RSUD Indramayu, Selasa, anak kedua pasangan Encep Supandi (36) dan Warsinah (35) itu hanya memiliki berat badan 6,7 kilogram atau jauh dibanding kondisi normal, anak sehat seusianya yang memiliki berat badan antara 10 - 11 kilogram.
Pantauan ANTARA, Rani yang kini dirawat di kamar kelas tiga Ruang Penyakit Anak RSUD Indramayu itu pun hanya dapat bergerak dengan lemah, perut tampak membesar dengan rambut berwarna kemerah-merahan yang merupakan tanda khas anak penderita gizi buruk.
Ditemui di rumah sakit, Supandi mengatakan, anaknya itu telah dirawat selama 12 hari, setelah sebelumnya pernah dibawa ke Puskesmas dan dokter yang ada di desanya, namun karena makanan untuk anaknya tetap seadanya akhirnya kondisi menjadi tambah buruk.
"Untuk makan sehari-hari saja saya susahnya minta ampun, apalagi sebagai buruh tani, gaji hanya Rp15 ribu sehari, cukup buat makan nasi dan lauk seadanya. Saya tak mungkin beli biskuit dan susu untuk anak, walaupun dokter Puskesmas sudah menyarankan," katanya.
Ia mengatakan, akibat kondisi ekonomi yang pas-pasan maka untuk menghidupi istri dan ketiga anaknya, terkadang mendapat bantuan dari para tetangganya, bahkan anak pertamanya Ompin Aripin (15) terpaksa putus sekolah karena tidak ada biaya.
"Rani itu anak kembar, namun saudara kembarnya Rana Maryana masih agak baikan," katanya.
Dia berharap ada uluran tangan dari dermawan atau Pemda Indramayu untuk membeli makanan bergizi agar Rani, anaknya bisa kembali menjadi anak normal.
Ia mengungkapkan, dokter sepesialis anak di rumah sakit menyarankan agar Rani diberikan obat dan susu kedele berkualitas tinggi supaya kesehatannya cepat pulih.
"Saat saya tanya, dokter mengatakan, obat dan susu itu harganya sekitar Rp1,4 juta. Dari mana saya bisa mendapatkan uang sebanyak itu," katanya yang mengaku untuk menunggu di rumah sakit juga kebingungan karena berarti dirinya tidak bekerja.
Direktur RSUD Indramayu, DR Dedi Rohendi, saat dikonfirmasi, membenarkan bahwa Rani menderita gizi buruk dan pihaknya sudah melakukan tindakan yang optimal untuk membuat agar Rani dapat pulih kembali.
"Kami juga sudah berkoordinasi dengan Dinkes Indramayu untuk mengatasi kesulitan yang dialami orang tua pasien," katanya.(*) http://www.antara.co.id/arc/2008/7/1/balita-indramayu-alami-gizi-buruk-akibat-tekanan-ekonomi/
|