-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

25 July 2008

Presiden Bush Pakai Baju Produksi TKW Indonesia

23/07/08 21:07


Kuala Lumpur (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat George W. Bush selalu memakai baju merek Brooks Brothers produksi Pan Apparel Sdn Bhd, Penang, Malaysia, dan buatan tenaga kerja wanita (TKW) asal Indonesia, kata General Manager Pan Apparel Sdn Bhd Khoo Aiwah di Penang, Rabu.

"Jadi Presiden Bush selalu pakai baju produk Malaysia yang dikerjakan oleh TKW Indonesia," kata Khoo ketika menerima kunjungan Dubes RI untuk Malaysia Da`i Bachtiar ke pabrik pakaian jadi Pan Apparel.

Bahkan, tambahnya, Bush memerintahkan semua stafnya menggunakan produk merek Brooks Brothers produksi Malaysia.

Dubes Da`i melihat kondisi kerja sekitar 600 orang TKW Indonesia yang bekerja di pabrik itu. Selain melihat kondisi kerja, ia juga berdialog untuk mengetahui masalah-masalah yang mereka hadapi.

Pan Apparel adalah perusahaan pakaian jadi yang mempunyai pabrik di beberapa negara, termasuk satu di Malaysia. Produk garmen ini hanya untuk ekspor dan 82 persen produknya diekspor ke Amerika Serikat.

Dalam kesempatan itu, Khoo juga menyampaikan keluhannya mengenai sulitnya mendapat TKW asal Indonesia. "Karena sulit terpaksa kami rekrut pekerja dari Vietnam, Filipina dan Myanmar," katanya.

"Kami pekerjakan 600 TKW asal Jawa dan Sumatera dari sekitar 2.900 pekerja. Beberapa tahun lalu, kami pekerjakan lebih dari 1000 TKW," kata Khoo.

Pabrik garmen itu sudah mempekerjakan TKW sejak tahun 1996.

Da`i menyatakan kesanggupannya untuk membantu mencarikan pekerja Indonesia. "Berapa perlunya ?" tanya Da`i.

"Jika bisa mendapatkannya, kami perlu lebih dari 1.000 orang," kata Khoo lagi. Bagi mereka, lebih suka menggunakan pekerja Indonesia karena aspek komunikasi bisa lebih mudah dibandingkan dengan pekerja Vietnam, Filipina atau Myanmar.

Perusahaan garmen itu kini mempekerjakan juga 600 pekerja Vietnam, 200 orang Filipina dan 200 orang Myanmar.

Mengenai gaji, ia menjelaskan semua pekerja akan masuk pelatihan selama tiga bulan. "Selama pelatihan mereka akan menerima 450 ringgit (Rp1,3 juta) per bulan. Ketika sudah bekerja, mereka akan menerima gaji mulai dari 800 ringgit (Rp2,3 juta) hingga 1.800 ringgit (Rp5,2 juta) per bulan.

Dialog

Ketika terjadi dialog dengan sekitar 50 TKW, mereka bukannya mengungkapkan keluhan atas pelayanan manajemen tapi semuanya mengeluhkan banyaknya pemerasan di pelabuhan udara.

Seorang TKW asal Medan, Maya mengaku diminta duit oleh petugas Depnaker Rp1 juta hanya karena tidak bisa menunjukan surat cuti dari perusahaan. "Saya bukan tidak mau buat surat cuti tapi saya tidak tahu kalau surat cuti itu harus dibawa ke Indonesia. Padahal perusahaan sudah berikan izin," katanya.

Seorang TKW asal Tulung Agung, Jawa Timur, Retno menceritakan pengalaman menggunakan bus Depnaker untuk pulang ke kampung halaman dari Bandara Soekarno-Hatta. "Saya sudah bayar semua, tapi supir masih minta duit lagi dengan cara paksa sebesar Rp150.000," katanya.

Hal yang sama dikeluhkan Nining, TKW asal Tanjung Priok Jakarta. "Masak rumah saya dekat di Jakarta harus gunakan bus Depnaker. Sudah tunggunya lama karena harus penuh. Putar-putar dulu sementara saudara sudah jemput. Dijemput saudara pun ternyata harus membayar kepada mereka," katanya.

TKW asal Bandung Rosidah menceritakan pengalamannya diperas di Bandara Husein Sastranegara. "Saya bisa keluar dengan aman di Bandara, tapi teman saya yang punya dokumen lengkap seperti saya ditahan dan ujung-ujungnya minta duit Rp150.000 baru diijinkan keluar," ungkap Rosidah.

Da`i kemudian menanggapi. "Adanya terminal TKI di Bandara Soekarno-Hatta sebenarnya baik. Pemerintah ingin melayani pahlawan devisa dengan baik, tapi di lapangan ternyata banyak oknum yang bermain. Kami akan segera laporkan masalah ini kepada departemen terkait," kata Da`i berjanji.(*)

COPYRIGHT © 2008

 

http://www.antara.co.id/arc/2008/7/23/presiden-bush-pakai-baju-produksi-tkw-indonesia/