BREBES, SABTU-Sekitar 30 juta warga Indonesia, hidupnya ditopang oleh Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Dengan demikian, para TKI sangat berjasa bagi bangsa Indonesia, khusunya daerah yang ditinggalkannya. Oleh karena itu, pemerintah akan terus meningkatkan pelayanan dan p erlindungan bagi TKI.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Jumhur Hidayat, saat melakukan Safari Ramadhan menyapa TKI di kantor Dinas Kependudukan Catatan Sipil Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Brebes, Sabtu (13/9).
Menurut dia, saat ini terdapat enam juta penduduk Indonesia yang menjadi TKI. Mereka tersebar di 41 negara. Rata-rata satu TKI menopang hidup lima anggota keluarganya.
Selain mengurangi angka pengangguran, TKI juga membantu mengentaskan masyarakat dari kemiskinan. Kalau satu TKI berangkat ke luar negeri, berarti satu pengangguran hilang dan lima orang miskin tercukupi hidupnya, ujar Jumhur.
Oleh karena itu, pemerintah berkomitmen untuk melayani dan melindungi TKI dengan baik. Hal itu diantaranya dengan menyelenggarakan bursa kerja luar negeri di tingkat kabupaten, melaksanakan pelatihan kepada calon TKI di desa-desa, memperbaiki dokumen TKI, dan melindungi TKI selama berada di luar negeri.
Banyak Masalah
Dalam Safari Ramadhan hari itu, Jumhur juga berdialog dengan para TKI, mantan TKI, dan perusahaan penyalur tenaga kerja. Dari dialog terungkap berbagai persoalan yang dialami TKI di Brebes.
Para TKI mengeluh belum terbayarkan gajinya secara penuh, mendapat pemutusan sepihak dari majikan, dan merasa diperas oleh perusahaan penyalur. Ada pula keluarga TKI yang mengaku kehilangan kontak dengan TKI di luar negeri.
Wahyu Amelia, mantan TKI di Arab Saudi mengaku tidak menadpatkan gaji secara utuh. Dari bekerja selama 19 bulan, ia hanya mendapatkan delapan bulan gaji. Bahkan, ia sempat disekap selama satu bulan oleh majikannya, tanpa diberi makan. Untungnya saya bisa bertahan dan selamat, katanya.
Ratib (56), orang tua Eliawati, TKI di Riyadh mengaku kehilangan kontak dengan anaknya. Sejak bekerja di luar negeri pada tahun 2004, Eliawati baru tiga kali berkirim surat ke keluarganya. Dalam isi surat tersebut, ia mengaku diperlakukan tidak manusiawi oleh majikannya. Ratib berharap agar pemerintah membantu kepulangan anaknya ke Brebes.
Kepala Sub Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Kependudukan Catatan Sipil Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Brebes, Suhintoro mengatakan, jumlah TKI Brebes yang ke luar negeri selama Januari hingga Agustus 2008 mencapai 1.870 orang.
Mereka semuanya bekerja di sektor informal, sebagai pembantu rumah tangga. Selama tahun 2008, terdapat 11 kasus TKI yang dilaporkan ke Pemkab Brebes, diantaranya kasus penganiayaan, tidak dipenuhinya gaji, dan putus komunikasi dengan keluarga. Dari 11 kas us tersebut, tujuh kasus sudah berhasil diselesaikan. (WIE)
Siwi Nurbiajanti
