Usai Digusur, PKL Blok M KebingunganSabtu, 13 Desember 2008 - 11:21 wibNurlaili - Okezone Hal tersebut diungkapkan salah seorang pedagang bernama Uni (40) saat ditemui di lokasi penggusuran. Dia mengaku, tidak sanggup untuk merelokasi dagangannya ke tempat yang disediakan, yaitu Blok M Square. �"Di Blok M Square saja satu setengah bulan ditawarin 550 ribu. Itu kalau rame. Paling ramenya cuma dua minggu," keluhnya. Selain itu, lanjutnya, kebiasaannya jika kemudian lokasi tersebut ramai pembeli, pedagang kembali disuruh untuk pindah, kalau tidak mau maka harga sewanya dinaikkan lagi. "Sekarang aja tadinya harganya Rp550 ribu. Pas kita mau, ada yang naikin harganya sampe satu setengah juta. Itu cuma untuk bazar pembukaan doang," kesalnya. Hal senada juga diungkapkan pedagang lainnya, Ibu Kembar (45). Warga pendatang dari Klaten ini mengaku untuk menyewa kios di belakang Melawai saja tidak mampu, apalagi di tempat yang sudah disediakan yang sewanya lebih mahal. "Boro-boro bisa ngontrak nggak mampu. Untuk beli beras satu liter beras aja kadang-kadang susah. Anak-anakku di kampung semua. Bingung aku... Paling kalau kaya gini aku pikul lagi mbak aku kelilingin dagangannya," katanya. Menurut informasi untuk menyewa kios di lantai dasar Blok M Square berkisar antara Rp1 juta hingga Rp3,5 juta perbulannya. Namun, ukuran kios dengan uang sewa Rp1 juta perbulan sangatlah kecil. (uky) |
22 December 2008
Usai Digusur, PKL Blok M Kebingungan
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Monday, December 22, 2008