SIDOARJO, JUMAT - Warga korban lumpur Lapindo yang mengungsi di "Tenda Keprihatinan", tepatnya depan pintu masuk Perumahan Kahuripan Nirwana Village (KNV), mengaku kecewa dengan sikap PT Minarak Lapindo Jaya (MLJ) yang hanya membangun 122 unit rumah baru bagi mereka.
"Kami kecewa dengan MLJ yang hanya membangun 122 unit rumah bagi kami. Padahal yang minta rumah baru sebagai ganti rugi ada sekitar 4.000 kepala keluarga (KK)," kata Sukardi salah seorang warga korban lumpur di Sidoarjo, Jumat (9/1).
Ia mengatakan, pembangunan 122 unit rumah baru bagi mereka itu hanya untuk mengelabui warga saja. Dalam perjanjian antara korban lumpur dan MLJ beberapa waktu lalu, disebutkan jika akan dibangun rumah pada awal Januari dan akan diselesaikan hingga tiga bulan.
"Namun, kalau yang dibangun itu hanya 122 unit saja, itu kan sama dengan bohong. Oleh karena itu, kami yang tergabung dalam Laskar Bonek Korban Lumpur (Lasbon K-Pur) akan terus menunggu hingga seluruh rumah yang dibangun oleh MLJ selesai," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya akan berada di "Tenda Keprihatinan" hingga pembangunan seluruh rumah dan pemberian kunci oleh MLJ selesai dilakukan. "Namun, jika hal ini diingkari lagi oleh MLJ, terpaksa kami akan tinggal di tenda ini untuk selamanya," katanya mengancam.
Selain itu, pada setiap Kamis malam, warga yang tergabung dalam Lasbon K-Pur ini juga rutin menggelar doa bersama untuk mempercepat proses pembangunan perumahan di KNV. "Doa bersama itu kami lakukan sebagai bentuk apresiasi kami menyikapi nasib sebagai korban luapan lumpur Lapindo," katanya.
Ungkapan serupa juga disampaikan oleh Sukiyati, salah seorang warga lain yang minta Lapindo segera merealisasikan tuntutan mereka. "Kami sudah jenuh dengan janji-janji MLJ. Kami juga sudah jenuh dengan unjuk rasa yang berujung tanpa hasil. Oleh karena itu, saya minta Lapindo segera merealisasikan tuntutan kami," pintanya.
IMA
Sumber : Antara
Link: http://www.kompas.com/read/xml/2009/01/09/20392724/korban.lumpur.kecewa.pembangunan.122.rumah
