Warga meminta aparat tidak pilih kasih, karena di wilayah lain juga banyak bangunan yang menjorok ke kali.
SUDIN PU Tata Air Pemkot Jakarta Barat akhirnya mengambil langkah tegas terhadap ratusan bangunan dan jamban gantung di Kali Pacebokan, Kelurahan Keagungan, Tamansari, Rabu (15/7).. Bangunan-bangunan itu dibongkar paksa atas instruksi Walikota Djoko Ramadhan dalam rangka mengembalikan fungsi kali. Melalui upaya itu air akan mengalir lancar, karena tak terhalang bangunan lagi.
BK/MOAN DIBONGKAR PAKSA: Sudin PU Tata Air Jakarta Barat membongkar paksa ratusan bangunan dan WC gantung di Kali Pacebokan, Kelurahan Keagungan, Tamansari, Jakarta Barat, Rabu (15/7).
Kali ini sebanyak 200 personel Satpol PP, kepolisian, dan TNI dikerahkan mengobrak-abrik bangunan yang mengganggu arus air itu. Kasudin PU Tata Air Heryanto ketika memimpin penertiban mengungkapkan, selain bangunan warga juga mendirikan jamban gantung di atas Kali Pacebokan sepanjang 800 meter. Arus air pun menjadi terhambat.
"Sesuai instruksi Walikota, kali dan saluran harus bebas dari bangunan liar, seluruh bangunan yang menghambat arus air harus dibongkar," ujar Heriyanto. Selain melibatkan 200 petugas gabungan Satpol PP, kepolisian, dan TNI, pihaknya mengerahkan dua unit mesin breaker (penghancur beton).
Petugas juga menghancurkan cor semen yang menjorok ke kali sepanjang 100 meter yang diman-faatkan sebagai parkir kendaraan. Breaker menghancurkan seluruh cor tanpa menyisakan sejengkal pun. "Tidak ada toleransi dan pilih kasih dalam penertiban ini. Petugas akan terus menggelar penertiban terhadap hunian yang bercokol di atas kali di kawasan lain, sehingga kali maupun saluran benar-benar berfungsi dengan baik. Kita mengharapkan air mengalir lancar tanpa gangguan, sekaligus mengurangi dampak banjir," katanya.
Aksi penertiban itu mendapat dukungan dari warga, meskipun beberapa di antaranya meminta petugas supaya tidak membongkar jamban gantung yang mereka manfaatkan untuk mandi, cuci, dan kakus (MCK). "Pada prinsipnya kami tidak keberatan dengan penertiban ini. Namun saya minta Pemkot Jakbar juga menyediakan sarana MCK. Sebab, selama ini kami memanfaatkan kali sebagai MCK. Apalagi lokasi ini merupakan pemukiman padat," kata Ida (40), warga RT 07/05.
Ida mengaku, setelah penertiban itu warga pasti kebingungan buang hajat. "Setelah jamban gantung dibongkar, kami binggung. Kiranya pemerintah memikirkan nasib warga," pinta Ida.
Hal senada juga diungkapkan Dasri (39). Menurut dia, bangunan di atas kali memang bisa memicu banjir. Namun warga juga memanfaatkan jamban gantung untuk MCK. "Warga di kawasan ini sangat bergantung dengan jamban gantung. Saya keberatan jika jamban ikut dibongkar. Tapi apa daya, saya hanya orang kecil yang hanya pasrah dengan keadaan," katanya seraya meminta petugas tidak pilih kasih melaksanakan penertiban. Soalnya di kawasan lain masih banyak bangunan yang menutup kali. O oan |