http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2009/08/28/manusia-gerobak-dirazia-tramtib`Manusia Gerobak` Dirazia TramtibAgustus 28, 2009 - 5:28 KEBAYORAN BARU (Pos Kota) – Sejumlah pemulung dan pengemis atau 'manusia gerobak' yang biasa mangkal di sejumlah emperan atau trotoar jalan kawasan Jaksel dijaring petugas Tramtib setempat. "Kami sama sekali tak mengganggu pemakai kendaraan atau warga yang melintas. Kenapa harus digaruk petugas Tramtib," ujar Eman, satu pengemis saat duduk di gerobak pinggir Jl. Raya RS Fatmawati, Cilandak, Kamis malam (27/8), sekitar Pk. 21:30. Tindakan penertiban dan membawa gerobak serta anak dan istrinya ke dalam mobil Tramtib jelas tak manusiawi, ujarnya protes ke petugas yang meminta anak dan istri dilepaskan. Hal serupa juga dikatakan Unang, pemulung yang bertempat tinggal di Cipete Utara. "Saya bukan 'manusia gerobak' hanya mencari rezeki dari pengendara yang melintas," tuturnya. Lebih parah lagi, bapak dua anak ini, mengaku bertempat tinggal atau kontrak kamar di kawasan Cipete Utara. "Setiap bulan saya bayar kontrakan sebesar Rp 75 ribu dan majikanya mengetahui dirinya adalah penghuni kontrakan disini," katanya yang meminta petugas Tramtib Jaksel untuk mengecek tempat tinggalnya. Sementara itu, Kasudin Tramtib Jaksel Jurnalis didampingi Kasie Operasional Bambang, mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu program pemerintah daerah (Pemda) DKI khususnya Pemkot Jaksel untuk menertibkan gelandangan, pengemis dan pemulung di pinggir jalan. Kondisi dan situasi mereka di pinggir jalan untuk mencari rezeki atas kebaikan warga yang melintas menambah kesan kumuh dan semrawut wajah kota Jakarta, ujarnya. Semua 'manusia gerobak' yang terjaring langsung dibawa ke Panti Sosial Kedoya atau Cipayung. Mereka sebelumnya didata dan diberikan pengertian agar tak melakukan perbuatan itu lagi menjelang lebaran, katanya. (anton/sir) |
28 August 2009
`Manusia Gerobak` Dirazia Tramtib
Diunggah oleh The Institute for Ecosoc Rights di Friday, August 28, 2009