-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

05 October 2009

Kecerobohan Picu Kebakaran

http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/10/01/04071225/Kecerobohan.Picu.Kebakaran

Kecerobohan Picu Kebakaran
Hubungan Pendek Arus Listrik Penyebab 396 Musibah Kebakaran

Kamis, 1 Oktober 2009 | 04:07 WIB

Jkarta, Kompas - Perilaku yang salah dalam penggunaan listrik menjadi penyebab utama kebakaran yang terjadi di sejumlah tempat di Jakarta. Sering kali warga kurang waspada sehingga membuat hubungan pendek arus listrik terjadi.

Menurut warga setempat, penyebab kebakaran di Rawa Bebek, Penjaringan, Minggu (27/9), karena ada seorang warga yang meninggalkan alat pemasak air listrik dalam keadaan hidup.

"Alat itu dibiarkan hidup. Karena terlalu panas, akhirnya teko plastik yang menjadi wadahnya meleleh lalu membuat elemen listrik terjatuh dan mengenai karpet. Karpet itu menempel pada lantai kayu dan akhirnya terbakar," kata Yono (43), salah seorang warga yang mengungsi di Rumah Susun Tanah Pasir, Penjaringan.

Yono bercerita, dulu juga pernah hampir terjadi kebakaran. Waktu itu penyebabnya adalah kipas angin kecil listrik yang dibiarkan menyala selama seharian. Akibatnya, dinamo kipas angin itu tidak kuat dan terbakar. Api memercik lalu mengena ke kasur. "Untungnya saat itu banyak orang sehingga apinya bisa langsung dimatikan. Kalau kebakaran kemarin, situasinya tidak ada orang, jadi api cepat membesar," tutur Yono.

Menurut Sumi (26), pengungsi lainnya, sebenarnya warga di kawasan itu sudah berusaha waspada terhadap kebakaran. Apalagi di tempat kontrakan mereka sering terjadi aliran listrik mati akibat beban terlalu berat.

"Kalau kami mau memasak dengan magic jar atau menyetrika, kami selalu bertanya dulu kepada tetangga. Kalau tidak ada yang memasak atau menyetrika, baru kami memasak," katanya.

Baik Yono maupun Sumi mengatakan, di kamar kontrakan yang mereka tempati, listrik hanya dibagi sebanyak satu titik colokan. Satu colokan itu lalu dipakai untuk lampu, televisi, radio, penanak nasi. "Jumlah kamar kontrakan di tempat saya ada 24. Kalau ada dua orang yang menyetrika, listrik langsung mati," kata Sumi.

Data kebakaran DKI

Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Damkar PB) DKI Jakarta mencatat, sejak Januari lalu hingga Rabu (30/9), telah terjadi 635 kebakaran di lima wilayah di Ibu Kota. Kepala Dinas Damkar PB DKI Paimin Napitupulu dalam laporan rutin bulanan pekan lalu mengatakan, sebanyak 396 kebakaran di antaranya disebabkan oleh hubungan pendek arus listrik.

"Listrik memang masih menjadi penyebab utama. Selain itu, kebakaran juga lebih banyak menimpa kawasan perumahan. Dari total 635 kebakaran, 271 di antaranya terjadi di perumahan," kata Paimin.

Hingga akhir September, Dinas Damkar PB DKI menghitung nilai kerugian akibat kebakaran mencapai Rp 221.724.250.000. Paimin menambahkan, tahun 2008, total kerugian tidak jauh berbeda, yaitu mencapai Rp 212.989.520.000. Namun, secara umum terdapat kesamaan data, yaitu sebagian besar kebakaran tahun lalu juga menimpa kawasan permukiman dan dipicu hubungan pendek arus listrik.

Paimin dalam beberapa kali evaluasi rutin setiap akhir bulan selalu menyatakan, tingginya tingkat musibah kebakaran di Jakarta disebabkan banyak faktor. Ketidakpedulian warga akan keamanan di lingkungan tempat tinggalnya merupakan salah satu faktor utama pemicu kebakaran, di samping masih belum memadainya fasilitas pemadam kebakaran yang dimiliki DKI. Lemahnya pengawasan dari instansi terkait, seperti perusahaan air minum pemasok air hidran dan PLN juga menambah kerawanan DKI dari bahaya kebakaran.

Secara kasatmata, buruknya instalasi listrik dapat dilihat di sebagian rumah warga Jakarta, khususnya yang berada di kawasan permukiman padat. Anehnya, pasokan listrik ke kawasan kumuh tersebut terus lancar, termasuk juga praktik pencurian listriknya. (NEL/ARN)