-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

23 October 2009

Peralatan Kedokteran RSUD Koja Banyak yang Rusak

http://www.beritakota.co.id/berita/kota/17662-peralatan-kedokteran-rsud-koja-banyak-yang-rusak.html

Peralatan Kedokteran RSUD Koja Banyak yang Rusak
Jum'at, 23 Oktober 2009 00:00
FASILITAS Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara, minim. Sebab peralatan kedokteran yang dimiliki sudah banyak yang rusak. Sehingga sejumlah dokter spesialis yang dipekerjakan tidak bisa memanfaatkan alat tersebut secara maksimal.

Akibatnya, pelayanan kesehatan di rumah sakit milik pemprov tersebut tidak maksimal. Selain itu, ruang perawatan kelas tiga sangat terbatas. Sehingga saat terjadi ledakan pasien, perawatan terpaksa dilakukan di selasar dan lorong rumah sakit.

Minimnya fasilitas RS tersebut diungkapkan Dirut RSUD Koja Togi Asman Sinaga, saat 22 Anggota Komisi E DPRD DKI melakukan kunjungan, Kamis (22/10). Dalam kesempatan itu Togi, menuturkan, sejumlah alat kedokteran yang dimiliki sudah banyak yang rusak. "Alat-alat kedokteran yang saat ini kurang baik kondisinya adalah, laser mata, alat untuk operasi ginjal, dan alat scan atau rontgen tubuh dan lainnya. Sementara harga alat-alat ini cukup mahal. Sehingga kami tidak sanggup untuk membelinya. Kami berharap Pemprov DKI menyediakan alat ini agar pelayanan bisa maksimal," katanya.

Togi menambahkan, akibat tidak maksimalnya peralatan tersebut, pelayanan yang diberikan kepada pasien terganggu dan para dokter tidak bisa melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Bahkan beberapa dokter spesialis mulai hengkang satu persatu. "Akibat kerusakan alat kedokteran tersebut, sejumlah dokter spesialis berkurang satu persatu. Sebab, saat mereka bekerja tidak bisa memfungsikan alat tersebut karena bermasalah," tukasnya.

Soal ruang inap kelas tiga, lanjut Togi, saat ini hanya ada 189 ruang rawat inap untuk kelas tiga. Jumlah ruang itu dianggap tidak sepadan lagi untuk merawat warga miskin ataupun saat terjadi kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah dengue (DBD) atau penyakit lainnya.

Akibatnya, saat terjadi KLB banyak pasien yang terpaksa di rawat di selasar ataupun lorong rumah sakit.  "Jika jumlah pasien di kelas tiga tidak tertampung lagi, kami terpaksa merawat pasien di ke kelas dua dengan bayaran kelas tiga. Hal ini dilakukan agar pelayanan kepada pasien terutama warga miskin tetap berjalan. Sedang untuk kelas dua, kelas 1d an VIP saat ini masih cukup dan mampu menampung pasien," katanya seraya menambahkan jumlah ruang kelas dua mencapai

131 ruang, kelas satu ada 10 ruang, dan VIP lima ruang inap. sambil mengatakan dalam setahun RS ini didatangi sekitar 1.000 orang pasien/bulan.

Menanggapi keluhan tersebut, Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta, Igo Ilham berjanji akan membahas penambahan anggaran bagi RSUD saat melakukan penggodokan APBD khusus sektor kesehatan. Kendati demikian, pihaknya tidak bisa memastikan berapa besar anggaran yang akan digelontorkan untuk menambah fasilitas dan peralatan kedokteran. O dra