-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

07 October 2009

Toko Liar di Bantaran Sungai Jagir Surabaya Ditertibkan

http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/2009/10/06/brk,20091006-201044,id.html

Toko Liar di Bantaran Sungai Jagir Surabaya Ditertibkan

Selasa, 06 Oktober 2009 | 13:06 WIB

TEMPO Interaktif, Surabaya - Setelah sempat beberapa kali tertunda, Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kota Surabaya akhirnya benar-benar meratakan bangunan toko liar yang kembali berdiri di sepanjang kawasan Sungai Jagir Wonokromo, Selasa (6/10).

Dengan membawa tiga unit alat berat masing-masing dua backhoe dan sebuah buldoser, sejak pagi upaya penggusuran bangunan yang dilakukan oleh 100 personel dari Satpol PP dan dibantu 50 personel dari Polwiltabes Surabaya, disepanjang bantaran sungai mulai dari pintu air Jagir hingga perempatan Jalan Panjang Jiwo itu nyaris tanpa perlawanan.

Untuk mempercepat penggusuran, dua backhoe berpencar masing-masing melakukan penggusuran dari arah pintu air jagir serta perempatan panjang jiwo. "Alhamdulilah, warga sudah sadar dan tidak nekat melawan," terang Camat Wonokromo Eddy Kristianto ketika ditemui di sekitar lokasi penggusuran.

Hanya saja, saat akan dilakukan penggusuran, seorang pemilik toko besi kerangka bangunan bernama Romli sempat memprotes dan adu mulut dengan petugas. Romli meminta ganti rugi tidak sekedar uang Rp 5 juta. Menurut dia, bangunan toko serta besi rangka yang telah dia anyam setidaknya bernilai Rp 25 juta.

"Harusnya dapat ganti rugi, besi anyaman saya banyak yang rusak karena dibongkar paksa," kata Romli usai penggusuran. Meski begitu tanpa daya dirinya beserta tiga pekerjanya hanya bisa pasrah dan meminggirkan besi-besi anyaman miliknya untuk diangkut dengan truk dan dibawa ketempat lain.

Menurut Eddy, pemerintah dalam hal ini memang hanya memberikan bantuan uang pindahan senilai Rp 5 juta perbangunan. Uang inipun, merupakan hasil kesepakatan antara pemilik bangunan, pihak RT, RW, Lurah dan Camat.

Di kawasan sepanjang bantaran sungai jagir ini, pada bulan Mei lalu sebenarnya telah ditertibakan. Hanya saja, saat ini dikawasan tersebut kembali berdiri sekitar 100 toko liar. "Yang 50 bangunan sudah dibongkar sendiri oleh pemiliknya," tambah Eddy.

Sementara itu, selain memberikan uang pindahan, pemerintah sebenarnya telah menjanjikan untuk merelokasi para pedagang yang mayoritas berdagang alat pancing, kayu, besi dan alat-alat bangunan ini ke pasar mangga dua.

Sedangkan untuk tempat tinggal, rencannya akan dipindahkan ke Rusun Wonorejo. "Kita juga akan wujudkan rusun di pinggir kali sehingga mereka terbiasa dengan habitatnya," kata Gubernur Soekarwo.


FATKHURROHMAN TAUFIQ