Indonesia Masuk "Rekor Dunia"
Tercatat sebagai Penghancur Hutan Tercepat di Dunia
Jakarta, Kompas - Sesuai data FAO, badan dunia yang menangani masalah pangan dan pertanian, laju penghancuran hutan di Indonesia pada 2000-2005 merupakan yang tercepat di dunia. Setiap tahun rata-rata 1,871 juta hektar—atau 2 persen dari luas hutan yang tersisa 88,495 juta pada tahun 2005—hutan hancur.
Data ini akan dipergunakan oleh lembaga otoritas global pemecahan rekor Guinness World Record untuk mencatat Indonesia sebagai negara penghancur hutan tercepat 2008, yang akan diluncurkan September 2007. "Greenpeace menerima duplikat rencana sertifikat Rekor Dunia Guinness untuk pencantuman Indonesia sebagai penghancur hutan tercepat di dunia," kata Hapsoro, Juru Kampanye Hutan Greenpeace Regional Asia Tenggara, Kamis (3/5), di Jakarta.
Pada duplikat sertifikat Guinness dicantumkan kalimat, "Dari 44 negara yang secara kolektif memiliki 90 persen hutan di dunia, negara yang meraih tingkat laju penghancuran hutan tercepat adalah Indonesia, dengan 1,871 juta hektar hutan dihancurkan per tahun antara 2000 hingga 2005; sebuah tingkat kehancuran hutan sebesar 2 persen setiap tahun atau 51 kilometer persegi per hari".
Peringkat laju penghancuran hutan tercepat ini didasarkan pada persentase kehancuran hutan setiap tahun. Nilai dua persen dari luas hutan yang hancur di Indonesia ternyata yang paling tinggi dibandingkan 43 negara lainnya.
Jika dibandingkan Brasil, luas hutan yang hancur setiap tahun di Indonesia masih di bawahnya. Brasil memiliki kehancuran hutan paling luas di dunia, yaitu 3,103 juta hektar per tahun. Namun, angka persentase rata-rata hutan yang hancur setiap tahun itu "hanya" 0,6 persen dari luas hutan yang tersisa 477,698 juta hektar pada 2005.
Laju penghancuran hutan setelah Indonesia, menurut Hapsoro, diikuti Zimbabwe sebesar 1,7 persen per tahun. Angka statistik rata-rata kehancuran hutan Zimbabwe seluas 313.000 hektar per tahun dengan luas hutan tersisa 17,54 juta hektar pada tahun 2005. Peringkat ketiga disandang oleh Myanmar dengan 1,4 persen. Dari luas hutan tersisa 32,222 juta hektar pada tahun 2005, laju kehancuran rata-rata setiap tahun mencapai 466.000 hektar.
Kebodohan Indonesia
"Indonesia menghancurkan hutan seluas 300 lapangan sepak bola setiap jamnya. Sebagai ilustrasi kebodohan Indonesia, nilai ekspor kayu ke China merupakan yang terbesar saat ini, dan China terus melindungi hutannya. Kalau laju kehancuran hutan Indonesia 2 persen per tahun, hutan di China setiap tahun malah bertambah 2,2 persen," kata Hapsoro. Luas hutan di China pada 2005 mencapai 197,29 juta hektar, dengan pertambahan luas pada 2000-2005 mencapai 4,058 juta hektar.
Di Indonesia, saat ini diperkirakan 72 persen hutan asli telah musnah. Setengah dari luas hutan yang tersisa sekarang pun terancam penebangan untuk komersial, kebakaran hutan, dan pembukaan hutan untuk lahan kebun sawit.
"Pemerintah harus menahan laju kehancuran hutan dengan penghentian penebangan sementara atau moratorium," kata Hapsoro. (NAW)