12 Mei 2007
MENJADIKAN Malaysia sebagai negara tujuan ekspor dinilai atase perdagangan Kedubes RI di Malaysia, Pradnyawati sebagai gampang-gampang susah. Dinilai gampang karena sebagai bangsa serumpun, Malaysia memiliki kesamaan budaya dengan Indonesia sehingga kebutuhan masyarakat Malaysia relatif sama dengan Indonesia. Artinya banyak produk Indonesia yang berpeluang dipasarkan di Malaysia.
Akan tetapi, kesamaan kebutuhan tersebut sekaligus menjadi hambatan karena semakin banyak produk-produk ekspor Indonesia yang sama dengan produk yang diproduksi di Malaysia. Artinya untuk produk seperti itu akan mendapat persaingan berat dari produk Malaysia. Namun, itu tak berarti sama sekali tertutup peluang.
Menurut Pradnyawati dengan kencangnya tekad Malaysia sebagai pusat industri dan perdaganan produk halal dunia merupakan peluang bagus yang bisa dimanfaatkan oleh pengusaha Indonesia. Pasalnya, dengan rencana itu Malaysia dipastikan akan banyak membutuhkan produk-produk ataupun berbagai bahan baku untuk produksi halal mereka.
Untuk itu mereka akan membutuhkan partner dari negara lain. Sebagai bangsa serumpun dengan kesamaan agama mayoritas masyarakatnya, pengusaha Indonesialah yang akan diprioritaskan sebagai partner mereka. Pengusaha Indonesia bisa memanfaatkan hal tersebut, baik menjadikan Malaysia sebagai pasar maupun menjadikannya sebagai media antara untuk tujuan ekspor ke negara lain. Khususnya untuk berbagai produk yang bisa memanfaatkan fasilitasi halal dari Malaysia.
Di luar skema halal, Kedubes RI di Malaysia sedang mencoba untuk memanfaatkan potensi TKI (tenaga kerja Indonesia). Pertama dengan menjadikan TKI sebagai agen promosi bagi produk-produk Indonesia. Dengan jumlah TKI terdaftar di KBRI 1,2 juta orang dan diperkirakan 800.000 lainnya yang belum terdaftar merupakan kekuatan jaring promosi yang signifikan.
"Cara ini sebenarnya bukan hal baru, tetapi memang berlangsung tanpa disadari. Ada beberapa contoh untuk itu. Misalnya untuk suatu produk mi kemasan. Awalnya para TKI yang banyak mengonsumsi produk itu, lama-lama majikannya mencoba dan menyukainya. Akhirnya, produk tersebut menjadi populer dan laku di Malaysia. Hal serupa rasanya bisa dicoba untuk produk-produk lain," katanya.
Cara lain adalah menjadikan TKI yang jumlahnya kurang lebih dua juta tersebut sebagai pasar utama bagi produk-produk Indonesia di Malaysia. Selain produk ekspor akan mendapat pasar yang lebih jelas, juga akan berpeluang untuk membuka pasar yang lebih luas di Malaysia, yaitu dengan cara pertama tadi, TKI menularkan kebiasaan kepada majikannya di Malaysia. (Y. Fitriadi/"PR")***