23 Juni 2007
Dili, jumat - Kegagalan panen akibat kekeringan dan serangan hama belalang telah menyebabkan sekitar 20 persen atau 220.000 penduduk Timor Leste terancam kekurangan pangan.
Demikian dilaporkan dua badan pangan PBB, Jumat (22/6). ”Gagal panen tahun ini telah memperburuk kehidupan seluruh rakyat Timor Leste yang sudah berat, terutama orang-orang paling miskin yang hidup di desa- desa dan tempat terpencil,” kata Anthony Banbury, Direktur Regional Program Pangan Dunia (WFP).
Produksi maizena, yang merupakan hasil pertanian terpenting, turun 30 persen pada 2007. Hasil panen padi, gandum, dan singkong juga menurun tajam.
Berdasarkan data WFP dan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) pada Maret dan April 2007, diperlukan sekitar 15.000 ton bantuan pangan darurat untuk mengatasi krisis pangan tersebut.
Penduduk di ibu kota Dili yang putus asa menjarah toko-toko bahan pangan dalam beberapa bulan terakhir. Polisi PBB harus memperketat penjagaan keamanan di sejumlah gudang tempat penyimpanan bantuan internasional.
Henri Josserand, seorang pejabat FAO, mengatakan, para petani sangat membutuhkan bibit dan pupuk menjelang musim tanam guna mencegah kelangkaan bahan pangan tahun depan.
”Kami perlu terus mengawasi dari dekat kondisi kekeringan dan serangan serangga guna membantu petani Timor Leste mendapatkan informasi dan bantuan terbaik,” katanya.
Pemilu parlemen
Situasi di Timor Leste belum sepenuhnya pulih dari kekerasan akibat pertikaian antarfaksi yang menewaskan sedikitnya 37 orang dan menyebabkan 155.000 orang lainnya terpaksa mengungsi. Pemilu parlemen, yang dijadwalkan pada 30 Juni, dinilai penting untuk menciptakan stabilitas Timor Leste.
Menjelang penyelenggaraan pemilu parlemen, Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta, Jumat, menyerukan kepada pemenang pemilu untuk membentuk pemerintahan persatuan sebagai upaya mengatasi perpecahan dalam negeri.
”Saya menyerukan kepada semua partai politik agar membentuk pemerintahan persatuan nasional yang akan mengakomodasi semua sumber daya partai, yaitu individu yang memiliki kapasitas, pengalaman, dan kredibilitas, untuk bekerja bersama membawa negara ini menuju masa depan yang lebih cerah,” kata Horta.
Dia menambahkan, pengalaman Timor Leste menunjukkan, pemerintahan yang didominasi satu partai tak berhasil. Sejumlah pemimpin Partai Fretilin dituding bertanggung jawab atas pertikaian antarfaksi yang memecah-belah negara miskin berpenduduk satu juta jiwa itu.
Horta, pemenang hadiah Nobel Perdamaian, dilantik menjadi Presiden Timor Leste bulan lalu. Kemenangan Horta telah menumbuhkan harapan akan terciptanya stabilitas yang lebih mantap di Timor Leste.
Partai mantan Presiden Timor Leste Xanana Gusmao, CNRT, merupakan salah satu partai peserta pemilu. CNRT berambisi menyingkirkan Fretilin dan mengangkat Xanana sebagai perdana menteri (PM).
Secara terpisah, Penjabat Sementara PM Timor Leste Estanislau da Silva mengatakan, pembentukan pemerintah yang baru sepenuhnya diserahkan kepada partai pemenang pemilu.
”Saya kira, dalam era demokrasi seperti sekarang, kita tidak bisa mengharapkan partai mana pun untuk mengikuti pendapat satu orang. Partai terpilih akan membentuk pemerintahan berdasarkan program partai tersebut,” ujarnya. (ap/reuters/fro)