-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

27 June 2007

Lagi, 20 Tenaga Kerja Indonesia disekap di Malaysia

Tempointeraktif
27 Juni 2007

TEMPO Interaktif, Jakarta:Eksploitasi atas Tenaga Kerja Wanita kembali terjadi. Hari ini, Rabu (27/6), media cetak di negara itu menyiarkan berita tentang 20 TKW asal Indonesia yang disekap dan dipekerjakan tanpa izin kerja oleh agensi penyalur tenaga kerja di Negeri Perak. Hal ini diketahui karena salah seorang dari mereka mengirim SMS kepada Direktur Hukum dan Operasional Imigrasi Pusat Putraja, Datuo’ Ishak Mohamed.

Isi SMS yang diterima Dato’ Ishak berbunyi “Tolong, tolong Datuk! Kami dikurung dalam satu pejabat. Hari-hari tidak dikasi makan dan dihantar ke rumah-rumah tanpa permit oleh ejen. Semua ada 20 teman di sini. Ejen dapat wang daripada majikan RM50 sehari, cuma kasi RM13 sahaja. Lama-lama kami semua mati sini.” Demikian isi SMS yang diterima Datu’ Ishak.

Ishak, mengaku kaget dengan isi SMS dan langsung menginstruksikan pegawai Imigrasi Negeri perak untuk menyerbu lokasi di Jalan Gunung Rapat, Ipoh Jaya, Perak, kira-kira jam 7 malam Senin (25/6) lalu dan behasil menyelamatkan 17 dari 20 pembantu rumah Indonesia disitu.

Ishak merasa kesal kerana penganiayaan terhadap pembantu rumah masih terjadi di Malaysia dan berjanji akan meningkatkan upaya untuk mencari tiga lagi lagi pembantu rumah yang terpisah dari kumpulan itu.

Analisa Imigrasi menunjukkan seorang wanita tersebut mengirimkan SMS itu kepada Direktur Imigrasi kerana tidak tahan dianiaya dan disekap. Dari hasil pemeriksaan sementara juga menunjukkan pembantu rumah tersebut ditempatkan di kantor agensi itu sejak kira-kira setahun lalu setelah tempoh permit kerja mereka tamat.

Agen yang berusia sekitar 40-an itu memaksa semua wanita tersebut mencari upah bekerja sebagai pembantu rumah secara harian ke rumah-rumah yang menjadi langganan agen itu dengan cara antar jemput pagi dan sore.

“Mereka tidak sanggup lagi dianiaya dan hanya mahu pulang ke pangkuan keluarga di Indonesia,” katanya.

“Egen tersebut sudah ditahan untuk diperiksa dan laporan polisi juga dilakukan,” katanya sambil menambahkan bahwa pihaknya sedang berurusan dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur untuk proses perlindungan dan mengirim pulang semua wanita tersebut ke kampung halaman msing-masing. T.H. Salengke