27 Juni 2007
DEPOK (Pos Kota) – Protes dan keluhan seratusan pedagang kakilima (PKL) yang berjualan di trotoar sepanjang Jalan Raya Margonda, Rabu (27/6) siang, tidak dihiraukan alias dicuekin petugas gabungan yang menggelar razia, Rabu (27/6) siang.
Gerobak dan peralatan dagangan mereka dipaksa angkut dan diamankan oleh puluhan anggota Satpol PP, Polres, Kodim, dan Garnizun Ibukota.
Zainudin,35, ketua RT 03/6 Pondok Cina, Pancoranmas, menemui petugas Satpol PP dan mempertanyakan razia tanpa pemberitahuan terlebih dahulu itu. Namun, Kasatpol PP Sariyo Sabani menyatakan pemberitahuan sudah diberikan dan pihaknya semata menegakkan Perda ketertiban umum.
Namun begitu Warsinah,33, pedagang rokok, memohon agar diberi kesempatan jualan sebagai penghidupan anak-anaknya yang bersekolah. “Memang saya salah pak, tapi tolong Pemkot Depok memberikan tempat usaha untuk makan dan biaya anak-anak sekolah kami,” ujar warga Bulak, Gang Swadaya, Pondok Cina, ini yang sudah berdagang sejak 10 tahun.
RAZIA 7 JAM
Razia selama tujuh jam sampai pukul 17:00 itu berlangsung dua arah mulai ujung putaran jalan layang Kampus UI terus merayap arah selatan menuju Balaikota Depok.
Para Pedagang yang terkaget-kaget dengan razia gabungan itu segera menutup dan menghindari petugas yang mendatanginya, tapi segera disergap dan dinaikkan ke atas truk-truk (6 armada) terus dibawa ke balaikota.
Razia ini sebenarnya akan dilaksanakan sehari sebelumnya (Selasa,26/7) tapi tertunda lantaran adanya unjukrasa sejumlah elemen masyarakat mengusung lengserkan walikota Nur Mahmudi Ismail bahkan sempat ada insiden Kasatpol PP luput dari pukulan seorang pendemo karena omelan petugas.
“Razia ini memang kemarin sebenarnya tapi ditunda karena ada demo,” kata Kapten CPM Mulya, pimpinan operasi Garnizun Ibukota yang memback up razia gabungan tadi. (rinaldi/c8/nasrul)