14 Juni 2007
JAKARTA (Pos Kota) – Sejumlah kaum ibu berunjuk rasa ke Polres Metro Jaktim menuntut agar kasus penyiksaan pembantu diusut tuntas, Rabu (13/6). Warga juga mengusir keluarga Boike-Erni, pelaku penyiksa pembantu, dari tempat tinggalnya di Kompleks Jatinegara Baru, Jaktim.
Alasannya, apa yang dilakukan pasangan tersebut, terutama Erni, terhadap empat pembantunya telah memberi dampak buruk. Warga sudah menyurati Kapolda Metro Jaya, Kapolres Metro Jaktim serta Boike, suami Erni.
Warga sempat bingung menyampaikan surat untuk pemilik rumah itu karena Boike tak tahu ada dimana. “Karenanya, surat kami sampaikan melalui kapolres karena ia masih terus berhubungan dengan polisi,” kata Ny. Elyana, pengunjuk rasa.
Saat berunjuk rasa, sejumlah ibu memberi contoh kemarahan massa ketika diketahui wanita majikan itu berulangkali menyiksa pembantunya. Ny. Elyana mengakui pemilik rumah itu berhak atas tempat tinggalnya. Hanya saja, warga berharap mereka tak lagi tinggal di rumah itu.
“Jika tetap nekat, kami minta diberi hak untuk menengok pembantu yang ada di rumah itu minimal sekali dalam sebulan. Kami tak ingin kejadian serupa terulang lagi.”
Di samping itu, warga berharap tak hanya Erni yang dijerat hukum, tetapi juga Boike karena mengetahui tindakan istrinya tapi tak melapor pada polisi. Warga menyebutkan Boike sempat datang ke rumahnya dikawal empat Polwan pada 5 Juni 2007 lalu mengambil sebuah TV, mesin faks dan pakaian dari rumah itu.
Menurut sejumlah tetangganya, kasus penyiksaan pembantu yang dilakukan Erni terus jadi perbincangan bahkan kalangan anak-anak. “Anak-anak jadi terbiasa dengan istilah kekerasan,” ungkap Ny. Elyana.
Selain itu, menurut Ny. Eva, warga lainnya, ternyata Erni bukan cuma menyiksa pembantunya tetapi juga merendahkan pembantu lainnya. “Pembantu tetangga sempat dimaki dengan sebutan monyet,” jelasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Erni menyiksa empat pembantunya dalam kurun waktu berbeda. Salah satu korban, Irma,16, tewas.
(harto/yuli)
