21 Juni 2007
INDRAMAYU, (PR).- Nasib malang menimpa tenaga kerja wanita (TKW) asal Blok Kandangsapi, Kelurahan Lemahmekar, Kec./Kab. Indramayu, Sri Hartati (27). TKW yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Oman tersebut, dilaporkan saat ini disekap dan dijadikan budak nafsu oleh majikannya.
Nasib malang yang menimpa Sri Hartati disampaikan orang tua korban, Nuryadi (64) dan istrinya Karsih (52) kepada wartawan, Rabu (20/6). Pasangan suami istri itu mengaku, kabar nasib malang yang menimpa anaknya diperoleh dari Enih (35), kerabatnya yang juga bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Oman.
"Kepada Enih, Sri Hartati katanya meminta agar kami berusaha untuk memulangkannya ke Indramayu karena tidak tahan atas perlakuan majikannya. Katanya, Sri sering diperkosa bahkan secara bergiliran oleh bapak dan anak majikan," kata Nuryadi.
Sehari sebelumnya, TKW asal Jonggol, Kab. Bogor yang bekerja di Malaysia, Atikah bin Manaf (40), tiba di kampung halamannya telah menjadi jasad. Jasad korban tiba di Kampung Leuwijati RT 15/03 Desa Sukanegara Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, Selasa (19/6) sore hari. Isak tangis keluarga dan tetangga, menyambut kedatangan jasad korban.
Sementara itu, Nuryadi mengatakan, Sri Hartati berangkat ke Oman 13 bulan lalu melalui PT Nugraha, yang berkedudukan di Jakarta. Dia bekerja di keluarga Ny. Sulaemah di Oman.
Pada masa awal bekerja, Sri Hartati tidak menemui kendala berarti. Namun belakangan, setiap kali sang nyonya majikan bepergian, suami Ny. Sulemah yakni Saif Salim al Hadh mulai berulah. Ia meminta Sri untuk melayaninya secara seksual.
"Kalau Sri tidak mau, katanya, ia disiksa dan disekap hingga menjadikan anak saya selalu ketakutan," tutur Nuryadi, mengutip keterangan yang disampaikan Enih.
Malangnya, bukan hanya Saif yang tergiur kepada Sri Hartati. Anak laki-laki majikannya juga berbuat yang sama. Hingga Sri pernah tiga kali nekat meloncat dari loteng rumah sang majikan karena tidak tahan harus menghadapi perkosaan demi perkosaan.
Belakangan, Sri sempat bertemu dengan Enih sesama TKW asal Indramayu, yang juga bekerja di Oman. Maka kepada Enih ia menceritakan pengalaman yang menimpanya agar diteruskan kepada orang tuanya seharusnya dapat berusaha untuk memulangkannya kembali ke Indonesia.
Ketika Nuryadi dan Karsih menyampaikan kabar yang dialami anaknya tersebut kepada Tarno, sponsor TKW di Desa Juntikebon yang memberangkatkan Sri Hartati, yang bersangkutan menyatakan tidak sanggup bila harus memulangkan Sri dari Oman. "Kalau begitu saya harus melapor kemana pak agar anak saya bisa pulang," ujar Nuryadi. ”Kami berharap, pemerintah pusat juga ikut membantu agar anak kami bisa pulang ke Indramayu,” ujarnya menambahkan.
Ragu
Sementara itu, pihak keluarga meragukan alasan kematian Atikah bin Manaf, seperti yang disampaikan kepolisian Diraja Malaysia. Menurut Polisi Malaysia, korban meninggal karena sakit dan keguguran bayi yang dikandungnya. Korban meninggal dalam perjalan ke rumah sakit An Nur Bandar Baru, Selangor, Malaysia.
Pihak keluarga meragukan alasan tersebut, karena saat jenazah tiba, tidak dilengkapi dengan keterangan rumah sakit. Bahkan, suami korban, Casmita (43) menilai kematian istrinya tersebut tidak wajar.
Menurut Casmita, sebelum kematian korban, dirinya tidak pernah mendengar kabar bahwa istrinya sakit atau sedang mengandung.
"Dia berangkat dari sini tidak dalam keadaan hamil. Jadi, saya anggap pernyataan polisi Malaysia secara tidak langsung hanya untuk melindungi majikan istri saya," ujar Casmita.
Casmita (43) menambahkan, majikan Atikah di Malaysia tidak menunjukkan rasa tanggung jawab atas kematian istrinya.
Hal itu terbukti, sang majikan tak membiayai pemulangan jenazah Atikah, tidak memberikan uang santunan, serta belum membayarkan gaji korban sebesar Rp 10 juta.
Meskipun demikian, keluarga korban mengaku tidak berencana menuntut pihak majikan atas kematian Atikah.
Almarhumah sudah bekerja selama tiga tahun sebagai pembantu rumah tangga di rumah keluarga Rusli bin Arahman, di Lot 293 Firdaus KG Sungai Maras Selangor Malaysia. Majikan Atikah sendiri adalah seorang dokter terkenal di Malaysia. (A-96/A-104)***