-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

30 June 2007

Warga Lampung Borong Susu

ANTARA News
30/06/07

Bandarlampung - Warga Bandarlampung di sejumlah pasar swalayan di kota itu dalam dua hari terakhir terlihat memborong susu sehubungan kenaikan harga susu di berbagai wilayah Indonesia dalam beberapa hari terakhir.

Berdasarkan pengamatan ANTARA News di pasar swalayan Chandra, Sabtu, para pengunjung pasar swalayan terbesar di Bandarlampung itu terlihat memborong susu, baik susu impor maupun susu buatan dalam negeri.

"Diberitakan kenaikan harga susu hingga 50-70 persen di berbagai wilayah Indonesia. Untuk mengantisipasi lonjakan harga di Bandarlampung, maka saya beli susu anak untuk kebutuhan sebulan," kata Uthe, warga Sukarame Bandarlampung.

Ibu dua anak itu biasanya membeli susu untuk keperluan seminggu. Karena adanya pemberitaan lonjakan harga susu, ia memutuskan membeli delapan kaleng susu ukuran 800 gram untuk kebutuhan kedua anaknya selama sebulan.

Sejumlah orang tua lainnya di pasar swalayan itu juga memborong susu, terutama susu Balita, seperti Bebelac, Nutrilon, Enfagrow, Lactogen, Chilkid, Dancow, Bendera, atau makanan tambahan campur susu, yakni Pediasure.

Di sejumlah pasar swalayan lainnya di Bandarlampung juga terlihat aksi borong susu, baik susu impor maupun susu lokal.

Harga Pediasure berkisar Rp153.600 -Rp168.600 untuk ukuran 900 gram, harga Bebelac ukuran 800 gram sebesar Rp80.900, Lactogen 600 gram sebesar Rp39.800.

Para orang tua menyebutkan kenaikan harga susu itu sangat memberatkan di tengah krisis perekonomian yang belum pulih, setelah harga minyak goreng tidak turun meski pemerintah telah melakukan operasi pasar.

"Susu kan makanan pokok bayi, jadi mau tak mau harus membelinya. Pemerintah hendaknya memperhatikan masalah susu ini secara lebih serius lagi," kata Rina, salah seorang warga Lampung.

Sementara itu, pemerintah telah menyatakan rencananya untuk mengkaji penurunan bea masuk bahan dasar susu untuk mengantisipasi kenaikan harga susu bayi yang 70 persennya masih diimpor dari negara lain.

"Kita kan panggil produsen dan distributor untuk menanyakan penyebab kenaikan susu bayi. Bisa saja bea masuk untuk susu ini dikurangi tapi perlu dikaji dulu. Kita lihat nanti," kata Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu.

Mendag mengakui pihaknya telah memperoleh informasi dan keluhan tentang kenaikan harga susu bayi, namun belum bisa memastikan langkah untuk mengatasinya.

"Kita harus berkoordinasi dengan Depkes soal ini," ujarnya.

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Depperdag, Ardiansyah Parman, berjanji akan memanggil pengusaha untuk mencari solusi penyebab kenaikan harga susu yang dinilai sangat memberatkan bagi masyarakat.(*)