Sabtu, 07 Juli 2007
Amerika Serikat
Jakarta - Perwakilan RI di Amerika Serikat sudah mendapatkan akses terhadap 76 warga negara Indonesia yang ditangkap di negara itu. Mereka ditahan karena melakukan pelanggaran keimigrasian. Ke-76 WNI itu dipastikan berada dalam keadaan sehat dan sudah menjalin kontak dengan keluarga masing-masing di Indonesia.
Hal itu disampaikan Juru Bicara Departemen Luar Negeri RI Kristiarto S Legowo, Jumat (6/7) dalam jumpa pers mingguan di Jakarta.
"Kami sudah memfasilitasi mereka ke keluarga masing-masing. Mengenai nama-nama juga sudah didapatkan, tetapi memang banyak dari mereka meminta kami tidak perlu menyampaikan nama-nama mereka kepada media. Keinginan itu kita hormati. Bisa saya pastikan bahwa kami sudah memfasilitasi hak mereka untuk menghubungi keluarga masing-masing. Dan saya juga bisa pastikan bahwa mereka telah melakukan kontak dengan keluarga mereka," katanya.
Kristiarto menjelaskan, ke-76 WNI itu semula dipenjarakan di empat penjara berbeda, yang bukan penjara khusus untuk pelanggar keimigrasian. Pejabat Konsul Jenderal RI di New York mengupayakan agar mereka dipindahkan ke penjara khusus tindak pidana keimigrasian.
Dijelaskan, sejak 26 Juni se tidaknya 36 orang dipindahkan ke penjara di Negara Bagian New Mexico, yaitu di kota Albuquerque, yang memang diperuntukkan bagi pelanggar keimigrasian. Sebanyak 18 WNI juga telah dipindahkan ke penjara imigrasi di Negara Bagian Alabama. Sedangkan 22 WNI lainnya masih di penjara Negara Bagian Pennsylvania, menunggu pemindahan.
RI-China
Kristiarto juga menjelaskan pertemuan Menlu China Yang Jiechi dengan Menlu RI Hassan Wirajuda, Rabu lalu, membicarakan sejumlah hal, antara lain nota kesepahaman bidang kerja sama pengembangan roket, dimulainya konsultasi RI dan China khususnya terkait penyusunan naskah kerja sama pertahanan, kerja sama antikorupsi, kerja sama antipencucian uang, dan dilanjutkannya pembahasan naskah perjanjian ekstradisi RI-China.
Jubir II Deplu Desra Percaya menambahkan, pada pertemuan itu juga dibicarakan beberapa masalah terkait Dewan Keamanan PBB, yaitu soal Korea Utara dan Iran. "Menlu China dan Menlu RI sepaham bahwa penyelesaian masalah nuklir Iran bisa diselesaikan secara damai, dan beliau berharap proses negosiasi yang tengah berlangsung bisa memberikan hasil yang baik," ujarnya.
Mengenai Korut, Menlu China menyampaikan hasil kunjungannya ke Korut yang dia lakukan sebelum datang ke Indonesia.
"Myanmar juga dibicarakan, tetapi lebih soal upaya bersama mendorong untuk proses demokratisasi di Myanmar dan bagaimana masing-masing pihak dapat memainkan peranan agar ada perubahan yang nyata di Myanmar," ungkap Desra.
Bantuan Jepang
Kemarin di Deplu juga dilakukan penandatanganan Nota Diplomatik penyerahan bantuan hibah Pemerintah Jepang kepada Pemerintah RI yang bernilai sekitar 18,64 juta dollar AS untuk empat proyek hibah pertama di tahun fiskal 2007-2008.
Keempat proyek itu adalah pasokan air di Kabupaten Gunung Kidul, DI Yogyakarta; perluasan jangkauan siaran radio di daerah-daerah terpencil, yaitu di Kabupaten Tarakan (Kalimantan Timur) dan Kabupaten Toli-toli (Sulawesi Tengah). Proyek lain adalah pasokan air di pedalaman Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Proyek keempat adalah penangkapan ikan pantai yang berkesinambungan di Larantuka, Flores Timur.
Ken Okaniwa dari Kedubes Jepang di Jakarta menjelaskan, pada tahun fiskal 2006-2007 yang berakhir Maret lalu, Jepang menyalurkan hibah senilai 40 juta dollar AS. (OKI)