Kamis, 26 Juli 2007
Askeskin
Surabaya, Kompas - Akibat pencairan klaim asuransi kesehatan bagi warga miskin lambat, pelayanan rumah sakit umum daerah di Jawa Timur menjadi tidak optimal. Kelambatan pencairan klaim bahkan sudah menyebabkan pasokan obat-obatan ke RSUD terhenti.
Informasi yang diperoleh, Rabu (25/7), persediaan obat di rumah sakit umum daerah (RSUD) di Jawa Timur (Jatim) dalam kondisi darurat. Sebab, PT Askes Kantor Regional VII Jatim belum juga mencairkan klaim yang diajukan RS.
Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur Surabaya, misalnya, menurut Sekretaris RSJ Menur dr Hendro Riyanto SPKJ, sekarang tidak memiliki obat penenang yasepam. Harga obat itu untuk peserta asuransi kesehatan bagi warga miskin (askeskin) Rp 900 per butir, tetapi RSJ tidak bisa membelinya karena stok kosong. "Barang sejenis versi pabrik tersedia, tetapi harganya Rp 3.000. Kalau menggunakan obat itu, nanti tidak ada penggantian Askes," katanya.
Baru Rp 500 juta
Hendro menambahkan, dampak dari sangat lambatnya rumah sakit membayar obat-obatan yang telah digunakan peserta askeskin kepada distributor adalah distributor tidak mau memasok obat-obatan lagi. "Biasanya mereka mengatakan tidak ada barang. Mereka tidak mau menyatakan menghentikan pasokan secara tegas," katanya.
RSJ Menur sampai pertengahan Juli 2007 baru menerima sekitar Rp 500 juta dari PT Askes. Secara keseluruhan, klaim RSJ Menur kepada PT Askes Rp 1,5 miliar.
Hal serupa dialami Rumah Sakit Umum dr Soetomo Surabaya. Di RSU dr Soetomo, klaim askeskin sampai Juli 2007 mencapai Rp 33 miliar. Namun, pekan ini PT Askes baru mengucurkan Rp 7,1 miliar.
Berkaitan dengan masalah itu, Gubernur Jatim Imam Utomo kemarin mengatakan telah menyetujui pencairan dana Rp 12 miliar untuk membantu lima rumah sakit daerah yang dimiliki Provinsi Jatim. Kelima rumah sakit itu adalah RSU dr Soetomo Surabaya, RSJ Menur Surabaya, RS Syaiful Anwar Malang, RS Haji Sukolilo Surabaya, dan RSU dr Soedono Madiun. (INA)