Sabtu, 18 Agustus 2007 | 09:54 WIB
Jakarta: Ribuan buruh migran asal Indnesia besok siang akan menggelar unjuk rasa di Victoria Park, Hong Kong.
Sri Wulan Mawarsih, Ketua Koalisi Tenaga Kerja Indonesia di Hong Kong (Kotkiho) mengatakan, para buruh migran akan menyerukan penolakan gaji di bawah upah minimum.
Menurut data Kotkiho, sekitar 20 persen buruh migran—terutama pembantu rumah tangga—asal Indonesia masih dibayar di bawah upah minimum setempat. “Mereka bekerja 16 jam per hari tanpa kompensasi,” ujar Sri dalam siaran persnya.
Selain menolak upah di bawah standar, para buruh migran pun menuntut penurunan biaya penemapatan di Hong Kong.
Saat ini, menurut Sri, agen perekrut tenaga kerja mematok biaya penempatan sebesar 21.000 dollar Hong Kong. Uang itu setara dengan gaji tujuh bulan rata-rata pembantu rumah tangga di Hong Kong.
“Kami meminta biaya penempatan dipangkas jadi 9.000 dollar Hong Kong saja,” kata Sri.
Dalam aksinya besok, ribuan buruh migran akan berkumpul di Central Lawn Area, Victoria Park. Dari tempat berkumpul mereka setiap pekan dan hari libur itu, buruh lalu akan berjalan kaki menuju kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia.
Jajang J