21 Agustus 2007
SUKABUMI (Pos Kota) – Kerinduan Yulianti,28, pada ibunya selama 18 tahun terakhir seperti tak berkesudahan. Sejak tahun 1989, ibunya Jujuh Juhriyah, pergi menjadi TKW ke Arab Saudi, tak pernah lagi ke kampungnya di Kampung Lepa, Desa desa Kadudampit, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi.
“Waktu kecil, saya sering menangis malam malam kalau ingat ibu,” ujar Yulianti, yang pada saat ditinggalkan masih berusia 9 tahun dan kini telah menikah dan dikaruniai 3 orang anak.
Bahkan kini, ketika dirinya sudah dewasa dan menjadi ibu rumah tangga kerinduan itu seperti tak pernah hilang. Kalau melihat ketiga anaknya yang lucu-lucu kadang timbul keinginan pada dirinya melihat mereka digendong oleh neneknya yang kini entah berada di mana.
Didampingi bapaknya, Endang Priatna, Yulianti menyatakan keberangkatan ibunya untuk bekerja sebagai buruh migran di Arab Saudi pada Januari 1989, tadinya diharapkan akan mengubah hidupnya menjadi semakin baik. Tapi yang terjadi justru harus kehilangan sumber kasih sayang hingga kini.
AWALNYA KIRIM SURAT
Pada awal keberangkatannya, ibunya pernah berkirim surat yang menyatakan dirinya bekerja pada keluarga Harbi Mutlak al Habi di kota Alhasa, Arab Saudi. Tiga tahun kemudian, ibunya kembali berkirim surat dan menyatakan bahwa masa kerjanya diperpanjang dan belum mendapat izin majikan untuk pulang.
“ Terakhir ibu kontak melalui telepon pada bapak yang menyatakan akan pulang tiga hari kemudian. Tapi tunggu punya tungga ibu tak pernah kembali lagi hingga kini “, ujar Yuli dengan nada sedih.
Tahun tahun penantian Yuli pada sang ibu diisi dengan mengurus kedua adiknya, Enung Nuryani,27, dan Abdul Aziz,19, bersama sang bapak. Pahit getir kehidupan dirasakannya sejak kecil, ditambahkan lagi sekarang kepiluan merindukan ibunya.
(iyan)