26/01/08 21:13 Lebak- Seorang anak usia di bawah lima tahun (balita) penderita gizi buruk di Kabupaten Lebak, Banten, meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Adjidarmo Rangkasbitung.
Ia mengatakan, pasien gizi buruk yang meninggal dunia itu disebabkan penyakit penyerta yakni tuberkulosis, paru-paru, ispa, demam tinggi dan diare.
Menudut dia, pasien itu dibawa ke rumah sakit dalam kondisi sangat parah sehingga petugas medis mengalami kesulitan untuk menyelamatkan nyawa korban.
Saat ini, katanya, sebagian besar penderita gizi buruk menimpa anak-anak balita karena himpitan ekonomi orangtua, sehingga tidak dapat memberikan makanan yang bergizi. Apalagi, terkait kenaikan harga-harga sembako dipastikan penderita gizi buruk akan meningkat.
Selama tiga pekan terakhir, lanjut Rostarina, sudah puluhan pasien gizi buruk yang dirawat rumah sakit.
"Saya berharap masyarakat peduli untuk menuntaskan gizi buruk, sehingga dapat menekan angka kematian balita dari kalangan keluarga miskin," katanya.
Supriyadi (2 tahun) penderita gizi buruk yang kini dirawat di ruangan Belimbing RSUD Ajidarmo Rangkasbitung, tampak lemas akibat terserang penyakit tuberkulosis (TBC).
"Selama seminggu Suryadi belum bisa makan karena kondisinya parah," kata Hj Tuti (50) petugas ruangan Belimbing RSUD Adjidarmo Rangkasbitung.
Sementara itu, Kasi Gizi, Subdin Kesejahteraan Keluarga, Dinas Kesehatan, Kabupaten Lebak, Tata Sudita, mengatakan, jumlah penderita gizi buruk berdasarkan pemantauan status gizi (PSG) pada 2007 tercatat 1.278 balita.
Menurut dia, penanganan gizi buruk tidak akan tuntas selama ekonomi masyarakat belum membaik, sehingga perlu adanya pemberdayaan lembaga usaha yang dapat mensejahterakan mereka.
"Saat ini banyak pengrajin makanan yang ada di masyarakat bangkrut akibat kenaikan bahan baku, sehingga terjadi jumlah pengangguran baru," katanya.(*)
COPYRIGHT © 2008