-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

29 February 2008

Krisis Pangan Mengintai

Radio Belanda, 27-02-2008

Willemien Groot

WFP manOrganisasi Pangan Sedunia WFP memperingatkan akan terjadi kekurangan pangan yang gawat. Organisasi WFP yang bernaung di bawah PBB ini mempertimbangkan menjatah pemberian bantuan mereka pada negara-negara miskin. Krisis pangan ini terjadi akibat melangitnya harga gandum dan kekurangan dana. 

Menurut organisasi tersebut tahun ini saja mereka membutuhkan 500 juta dollar lebih untuk bisa melaksanakan pemberian bantuan seperti yang direncanakan. Menurut WFP keadaan sekarang gawat, oleh karena itu mereka memerlukan dana tambahan. Bila tidak maka WFP harus mengurangi bantuan pangan untuk negara-negara miskin yang sangat memerlukannya. Direktur WFP, Josette Sheeran, memberi contoh sebagai penjelasan:

'Untuk mengisi mangkuk ini misalnya, untuk bantuan murid-murid sekolah di seluruh dunia yang jumlahnya 20 juta anak, dibutuhkan 40 sen lebih banyak daripada bulan Juni lalu.'

WFP selalu menyediakan bahan pangan sebagai bantuan. Namun sekarang organisasi ini kebanjiran permintaan dari negara-negara yang penduduknya tidak mampu membayar makanan kebutuhan sehari-hari. Menurut Sheeran hal ini tidak saja mengena negara-negara berkembang namun juga lapisan menengah di kota-kota besar seperti di Indonesia dan Meksiko.

Keresahan Sosial
Permintaan WFP ini datangnya tidak tiba-tiba. Akhir tahun lalu OESO, organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan dan organisasi pertanian sedunia FAO, memperingatkan harga bahan pangan akan meningkat. Dengan demikian akan terjadi bencana kelaparan dalam bentuk baru. Penyebabnya adalah panen yang gagal, perang, dan karena harga tidak terjangkau oleh lapisan masyarakat terendah. FAO bahkan mengatakan hal ini bisa mengakibatkan keresahan sosial.

Menurut pakar ekonomi pertanian Niek Koning dari Universitas Wageningen, Belanda, penyebab meningkatnya harga pangan jelas:

'Kekeringan di Australia serta meningkatnya pendapatan di berbagai negara di Asia menyebabkan orang makin banyak makan daging. Dan ini pada gilirannya menyebabkan harga pakan ternak meningkat. Penyebab lain adalah bahwa jagung, terutama di Amerika Serikat dijadikan bio-ethanol, bahan bakar untuk mobil'.

Dengan meningkatnya permintaan bahan bakar hijau ini dari India, China dan Uni Eropa maka gudang persediaan menyusut dengan cepat. Menurut catatan terakhir dari International Grains Council di London produksi gandum di dunia sekitar 1,6 milyar ton, sedang permintaan adalah 1,8 milyar ton.

Bahan Bakar
Tidak jelas bagaimana keadaan pasar dunia dewasa ini. Bagaimanapun juga kita membutuhkan penyelesaian untuk jangka panjang:

'Untuk jangka waktu panjang, kami harus investasi untuk meningkatkan kapasitas produksi bahan dasar. Berarti investasi dalam penelitian pertanian. 20 tahun terakhir ini terjadi penghematan demi penghematan. Petani harus mendapat imbalan yang memadai dan ini tidak selalu terjadi di pasar bebas. Jadi kita harus segera ganti kiblat'.

Menurut Koning krisis pangan dewasa ini berkaitan dengan minat mencari jalan keluar dalam masalah pemanasan bumi dengan menggunakan bio-fuel, bahan bakar hijau, namun bukan tujuannya membuat gandum, yaitu bahan makanan, menjadi bahan bakar.

Kata Kunci: bahan pangan, bio fuel, FAO, gandum, krisis pangan mengintai, PBB, WFP