Pasien Gizi Buruk Meninggal
Kamis, 21 Februari 2008 | 02:08 WIB
Banda Aceh, Kompas - Darwis (22 bulan), seorang penderita gizi buruk meninggal dunia, Senin (18/2), atau dua hari setelah keluar dari Rumah Sakit Umum Zainol Abidin, Banda Aceh. Namun, dua anak penderita kasus gizi buruk masih dirawat di bangsal perawatan anak rumah sakit tersebut.
Wakil Direktur Pelayanan Medik RSU Zainol Abidin, dr T M Thaib, ketika ditemui di kantornya, Rabu (20/2), mengatakan, anak itu meninggal setelah keluarganya menolak untuk melanjutkan perawatan di rumah sakit tersebut.
"Kami sudah membebaskan seluruh biaya pengobatan anak tersebut. Tapi, keluarganya tetap memaksa untuk membawanya pulang ke rumah. Kami tidak bisa berbuat apa-apa terhadap hal tersebut," katanya.
Berdasarkan data rekam medik bagian penyakit anak RSU Zainol Abidin, Darwis sudah menjalani perawatan selama lebih kurang 29 hari. Ketika masuk, kata Thaib, pasien Darwis sudah dalam kondisi cukup kritis. "Bengkak dan sangat kurus," kata Thaib.
Darwis, kata dokter spesialis anak ini, dibawa oleh orangtuanya kembali ke kampung halamannya di daerah Seulimum, Aceh Besar. Namun, dirinya tidak mengetahui lokasi persis dan waktu pemakaman penderita tersebut.
Salah satu perawat di ruang perawatan anak RSU Zainol Abidin, Husna, mengatakan, para perawat sudah meminta kedua orangtua Darwis untuk membiarkan mereka merawat anak tersebut. Namun, permintaan tersebut ditolak karena ketiadaan biaya.
Thaib mengatakan, pihaknya juga sudah memberikan keringanan bagi kedua orangtuanya untuk menanggung biaya makan salah seorang keluarga yang merawat Darwis di rumah sakit. Namun, katanya, ditolak oleh orang- tuanya.
Sementara itu, hingga kemarin dua pasien penderita gizi buruk masih dirawat di bangsal anak RSU Zainol Abidin. Keduanya adalah Nurjannah (8) dan Aulia Andri (11 bulan), masih menjalani perawatan untuk meningkatkan berat badan mereka.
Sulaiman (45), orangtua Nurjannah, mengatakan bahwa kondisi anak perempuannya sudah memburuk sejak tahun 2005 lalu.
Menurut Sulaiman, berat badan putrinya tersebut tidak bertambah sejak usianya lima tahun. Meskipun dipaksa untuk makan, menurut Sulaiman, selalu dikeluarkan lagi oleh Nurjannah.
Laki-laki yang bekerja sebagai petani ini mengatakan, sejak tahun 2005 lalu, setidaknya dia sudah empat kali membawa putrinya tersebut berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah Sigli, Kabupaten Pidie Jaya. (MHD)
Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search.