-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

08 March 2008

24 Anak Seluma Alami Gizi Buruk

Harian Rakyat Bengkulu, 08-Maret-2008

SELUMA – Sepanjang tahun 2007, di Kabupaten Seluma tercatat 24 anak penderita gizi buruk. Tapi setelah dilakukan upaya penanggulangan, tahun 2008, tinggal lima anak. Sedangkan 10 lainnya sudah meningkat statusnya. Yakni gizi baik dan sembilan orang lagi sudah meningkat ke status kurang.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Seluma, Yansya Nawawi, SKM, M.Kes mengungkapkan lima anak yang masih menderita gizi buruk itu dikarenakan anak yang bersangkutan menderita penyakit seperti radang paru dan penyakit lainnya. ‘’Kalau anak-anak lain, yang tak menderita sakit atau kondisi tubuhnya dalam kategori sehat, rata-rata gizinya sudah tidak buruk lagi,’’ katanya.

Upaya penanganan yang dilakukan, lanjut Yansya Nawawi, yakni dengan memeriksakan anak penderita gizi buruk itu pada dokter spesialis. Didukung dengan memberikan makanan tambahan. ‘’Upaya penanganan seperti ini telah membuahkan hasil. Kendati tak menghilangkan sama sekali angka anak penderita gizi buruk, tetapi setidaknya sudah membantu sebagian besar anak,’’ tegas Yansya.

Dalam penanganan gizi buruk, pendanaannya sebagian dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan sebagian lagi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dari APBD sebesar Rp 392.850/anak per bulan, selama empat bulan. Pembelian obat-obatan Rp 100.000/anak, sebanyak satu kali, dan konsultasi dokter spesialis Rp 142.500/anak sebanyak satu kali pemeriksaan.

Sedangkan dari dana APBN, pembelian bahan makanan per anak, yakni Rp 13.000/hari selama 90 hari, pembelian obat-obatan sebesar Rp 200.000/anak sebanyak 2 kali, dan konsultasi dengan dokter spesialis Rp 200.000/anak sebanyak dua kali konsultasi.

Selain upaya penanganan seperti ini, dikatakan Yansya, setiap bulan secara rutin Puskesmas melakukan pemeriksaan rutin terhadap kesehatan anak-anak di desa-desa. ‘’Sehingga kesehatan anak-anak bisa kita pantau. Kita juga sangat mengharapakan peran serta warga agar membawa anaknya untuk dilakukan penimbangan dan diperiksa kesehatannya secara rutin,’’ ujarnya.

‘’Kalua kesehatan anak cepat diketahui atau terpantau, kita bisa melakukan upaya penanganan secara cepat. Sehingga kasus seperti gizi buruk ini tak akan terjadi. Tapi, juga menjadi hambatan bagi kita, ada sebagian masyarakat yang masih enggan memeriksakan anaknya ke tenaga kesehatan,’’ demikian Yansya Nawawi.(sip)