-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

16 March 2008

Harga Terus Naik, Masyarakat Menjerit

16/03/2008 Liputan6.com, Jakarta: Tuntutan menurunkan harga bahan pokok menjadi keluhan sebagian besar masyarakat dalam beberapa hari terakhir. Terlebih, upaya pemerintah mengurangi dampak kenaikan harga rupanya belum disertai sosialisasi yang baik. Subsidi minyak goreng, misalnya. Program yang seharusnya dirasakan warga ekonomi lemah ini kemungkinan tidak tepat sasaran.

Salah seorang warga yang mengeluhkan tingginya harga kebutuhan pokok, terutama minyak goreng adalah A'as. Kepada SCTV, Ahad (16/3), wanita tua yang mengontrak di kawasan Kwitang, Jakarta Pusat ini mengaku belum mengetahui adanya subsidi minyak goreng sebesar Rp 2.500 per liter bagi rakyat miskin.

Potongan harga minyak goreng sebesar Rp 2.500 per liter di bawah harga eceran sebenarnya mulai diberlakukan sejak 13 Maret silam. Penyaluran subsidi minyak goreng dengan membagikan kupon kepada warga miskin di tiap daerah. Sayang, sosialisasi program itu diakui Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu kurang maksimal. Meski demikian, ia tetap menyerahkan pelaksanaan subsidi ini kepada aparat kelurahan [baca: Minyak Goreng Murah Digelontorkan Hari Ini].

Selain tingginya harga minyak goreng, kenaikan harga bahan bakar minyak nonsubsidi seperti pertamax dan pertamax plus juga mengagetkan warga. Anton, misalnya, yang merasa terkejut ketika akan mengisi pertamax untuk sepedar motornya. Betapa tidak, harga pertamax yang sebelumnya Rp 7.850 rupiah kini naik menjadi Rp 8.000 per liter [baca: Pertamax dan BBM Industri Naik Lagi].

Masyarakat berharap harga akan turun. Namun, dengan semakin melambungnya harga minyak dan komoditas pangan, pemerintah tampaknya harus bekerja lebih keras untuk mewujudkan harapan tersebut.(RMA/Tim Liputan 6 SCTV)