-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

16 March 2008

Lagi, TKW Disekap di Arab Saudi

Kamis, 13 Mar 2008

Radar JEMBER
- Jumlah tenaga kerja wanita (TKW) yang menjadi korban penyekapan di tempat kerjanya terus bertambah. Belum hilang duka yang dialami dua TKW asal Ambulu akibat penyekapan, kali ini seorang TKW asal Balung mengalami nasib serupa.

Informasi Erje menyebutkan, Siti Nabawiyah, 50, asal warga Dusun Rejosari, Desa Gumelar berangkat ke Arab Saudi 2003 lalu. Dia dibujuk Maon Ismanto, calo yang ditinggal di Jatiroto, Lumajang. Seperti biasa, saat itu dia di iming-imingi gaji yang tinggi dan dijanjikan sebagai pembantu rumah tangga (PRT).

"Saat berangkat ibu membayar uang Rp 900 ribu. Dan uang tersebut diserahkan ke calo tersebut," kata Siti Mulazimah anak korban. Setelah itu, Siti Nabawiyah langsung dikirim ke sebuah PT di Malang. di PT tersebut dia harus tinggal selama sebulan. Setelah itu dia dikirim ke Arab Saudi.

Sesampai di Arab korban diterima di sebagai PRT di rumah Ali Hasan Al Aufi. "Setelah itu ibu saya tidak pernah ada kabarnya. Informasi tidak pernah kami terima," kata Siti. Kemudian Siti juga mengirim surat ke ibunya, bahkan sampai tiga kali namun tidak ada jawaban.

Baru 2006 dia mendengar kabar mengejutkan. Saat itu korban menelepon keluarganya di Gumelar dan mengaku berada di kantor agen di Arab Saudi.

Dalam perbincangan dia menyatakan akan segera pulang. Namun masih menunggu uang gaji selama dia bekerja. Sebab sampai saat ini belum dibayarkan oleh majikan.

Dalam perbincangan itu korban juga mengatakan tidak boleh keluar rumah. Dia disekap oleh majikanya. Kemudian tidak boleh memberi kabar kepada siapa pun. Namun karena kondisi terjepit, akhirnya dia mengontak seorang syeikh sehingga bisa keluar rumah. "Setelah itu sudah tidak ada kabar lagi," katanya.

Setelah kejadian itu, keluarganya gusar dengan keselamatan ibunya. Dia mendatangi Maon Ismanto untuk mengetahui kabar ibunya. "Namun Maon menjawab tidak tahu. Dia mengaku belum mendapat kabar dari Arab. Ini terus saya lakukan hingga terakhir sebulan lalu," katanya.

Kemudian Siti juga sempat mengontak di nomor majikan di arab Saudi. Namun ketika tahu yang menelepon dari Indonesia langsung di tutup. Setelah itu tidak bisa dihubungi kembali.

Dari kondisi itu dia kemarin mendatangi kantor Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI). Bersama dengan pengurus, Siti mengadukan masalah ini ke Disnakertrans. Dia meminta agar pemerintah segera menjemput paksa korban dari Arab Saudi.

Kemudian juga mendesak agar memproses Maon. Sebab karena ulahnya itu, sang ibu menjadi korban. "Kami juga meminta agar Maon bersama PT di Malang bertanggung jawab atas kejadian ini," kata Siti.

Terkait dengan masalah ini Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) M. Tamrim saat dikonfirmasi tidak ada di tempat. Ketika ponselnya dihubungi juga tidak aktif. Pun demikian dengan Maon. Beberapa kali HP-nya bernomor 08124964537 juga tidak aktif. (rid)