KUPANG--MI: Lima kecamatan di wilayah utara Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (TNTT), mulai krisis bahan makanan karenapasokan ke wilayah itu masih lumpuh setelah terputusnya jembatan yang menghubungkan Kupang dengan wilayah tersebut.
Lima kecamatan yang mengalami krisis bahan makanan adalah Amfoang Barat Laut, Amfoang Utara, Amfoang Timur, Amfoang Barat Daya, dan Kecamatan Amfoang Barat.
Jembatan menuju lima kecamatan yang terputus pekan lalu dan hingga Rabu (5/3) belum diperbaiki berada di Desa Manubelon, Kecamatan Amfoang Barat. Peristiwa terjadi akibat longsor setelah wilayah itu diguyur hujan deras.
"Kami sudah menelepon Bupati Kupang untuk mengirim kebutuhan pokok lewat jalur laut, karena jalur darat tidak bisa diperbaiki dalam waktu dekat," kata Camat Amfoang Utara Pieter Ch Sabeneno yang dihubungi melalui telepon interlokal di Naikliu, ibu kota kecamatan Amfoang Utara.
Menurut Pieter, stok bahan bahan makanan seperti beras, minyak goreng, susu, mi,terigu, mentega, kecap, dan makanan siap saji di toko dan kios di wilayahnya mulai berkurang. Bahkan ada toko yang mengaku hanya memiliki persediaan beras untuk satu pekan lagi.
Akibat menipisnya persediaan, harga beberapa kebtuhan di wilayah yang berjarak sekitar 200 kilometer dari Kota Kupang itu mulai naik. Beras yang biasanya dijual seharga Rp5.000 per kilogram (kg) naik menjadi Rp10.000 sampai Rp12.000. Bahan bakar jenis premium naik dari Rp4.500 per liter menjadi Rp10.000.
Bupati Kupang Ibrahim Medah mengatakan, pihaknya masih menunggu laporan mengenai musibah longsor, serta stok makanan di desa-desa di lima kecamatan. "Jika mendesak, kita segera kirim makanan," katanya.
Piter menambahkan, jembatan menuju lima kecamatan yang membentang di atas Sungai Termanu terputus karena tanah bagian ujung jembatan longsor. Padahal, jalur tersebut merupakan satu-satunya akses menuju lima kecamatan. "oleh karena itu, tidak ada alternatif lain misalnya membuat jalan baru," katanya. (PO/OL-01)
Penulis: Palce Amalo