20/03/08 19:21
Menkominfo: Solidaritas Sosial Solusi Atasi Gizi Buruk
Surabaya (ANTARA News) - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Mohammad Nuh mengatakan kasus gizi buruk di sejumlah daerah tidak bisa hanya ditangani secara medis, tapi harus juga memperkuat solidaritas sosial.
"Solidaritas sosial bisa dijadikan solusi untuk mengatasi kasus-kasus gizi buruk," katanya saat mengunjungi balita penderita gizi buruk di RS Soewandi Surabaya, Kamis.
Menurut dia, memperkuat rasa solidaritas sosial merupakan hal yang penting bagi kelangsungan hidup bersama dan bila terjadi kasus gizi buruk, maka persoalan tersebut bisa diatasi dengan cepat.
"Kalau ada kejadian berkaitan dengan gizi buruk, tentu ada tetangganya, atau orang dekat. Jadi persoalan ini bisa diatasi cepat," katanya
Namun demikian, lanjut dia, pelayanan puskesmas dan posyandu juga harus dioptimalkan.
Untuk itu, pihaknya terus menghimbau agar solidaritas sosial terus diperkokoh. Sehingga penanganan gizi buruk dengan cepat bisa diatasi dengan bantuan tetangga dan orang dekatnya.
Himbauan tersebut terus didengungkan mulai dari tingkat kabupaten/kota, kecamatan hingga ke kelurahan dan desa.
Sementara itu, Wakil Walikota Surabaya, Arief Afandi meminta peran dan pelayanan puskesmas serta pusat pelayanan terpadu(Posyandu) ditingkatkan dengan menambah jam kerjanya sampai sore atau malam hari.
"Jam kerja di Puskesmas dan Posyandu bila perlu ditambah agar penderita gizi buruk di tiap-tiap kecamatan bisa dideteksi sejak dini," katanya saat mendampingi Menkominfo Mohammad Nuh di RS Dr.Soewandi.
Menurut dia, dalam waktu dekat, sudah ada puskesmas di Surabaya yang buka sampai sore hari sebagai upaya memberikan kelayanan yang baik kepada masyarakat.
Berdasarkan catatan Dinkes Kota Surabaya, sepanjang tahun 2007 hingga awal tahun 2008 terdapat 9.557 balita di Surabaya yang mengalami gizi buruk.(*)
"Solidaritas sosial bisa dijadikan solusi untuk mengatasi kasus-kasus gizi buruk," katanya saat mengunjungi balita penderita gizi buruk di RS Soewandi Surabaya, Kamis.
Menurut dia, memperkuat rasa solidaritas sosial merupakan hal yang penting bagi kelangsungan hidup bersama dan bila terjadi kasus gizi buruk, maka persoalan tersebut bisa diatasi dengan cepat.
"Kalau ada kejadian berkaitan dengan gizi buruk, tentu ada tetangganya, atau orang dekat. Jadi persoalan ini bisa diatasi cepat," katanya
Namun demikian, lanjut dia, pelayanan puskesmas dan posyandu juga harus dioptimalkan.
Untuk itu, pihaknya terus menghimbau agar solidaritas sosial terus diperkokoh. Sehingga penanganan gizi buruk dengan cepat bisa diatasi dengan bantuan tetangga dan orang dekatnya.
Himbauan tersebut terus didengungkan mulai dari tingkat kabupaten/kota, kecamatan hingga ke kelurahan dan desa.
Sementara itu, Wakil Walikota Surabaya, Arief Afandi meminta peran dan pelayanan puskesmas serta pusat pelayanan terpadu(Posyandu) ditingkatkan dengan menambah jam kerjanya sampai sore atau malam hari.
"Jam kerja di Puskesmas dan Posyandu bila perlu ditambah agar penderita gizi buruk di tiap-tiap kecamatan bisa dideteksi sejak dini," katanya saat mendampingi Menkominfo Mohammad Nuh di RS Dr.Soewandi.
Menurut dia, dalam waktu dekat, sudah ada puskesmas di Surabaya yang buka sampai sore hari sebagai upaya memberikan kelayanan yang baik kepada masyarakat.
Berdasarkan catatan Dinkes Kota Surabaya, sepanjang tahun 2007 hingga awal tahun 2008 terdapat 9.557 balita di Surabaya yang mengalami gizi buruk.(*)
Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search.