-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

31 March 2008

Penyelundupan 18 gadis digagalkan

Postkota, Minggu 30 Maret 2008

PALEMBANG (Pos Kota) - Polda Sumsel menggagalkan penyeludupan 18 gadis asal Tangerang yang mau dipekerjakan di Suriah, Timur Tengah, Jumat (28/3) malam.

Polisi mencium aroma bisnis seks lewat internet. "Kami memperoleh informasi ada pengiriman TKW ilegal dari rekan di Tangerang dan akan lewat Sumatera Selatan, menggunakan bis sedangkan sponsornya Sri Umiyati duduk di belakang sopir," kata AKP FX Irawan, Kepala Yudisila Satpidum, Ditreskrim Polda Sumsel, Sabtu (29/3).

Gadis-gadis itu diangkut pakai Bis Lorena, akan menuju Pekan Baru dan selanjutnya akan dibawa ke Suriah. "Pengakuan para gadis itu akan diperjakan sebagai PRT dengan gaji Rp1-1,5 juta per bulan," kata Irawan. Hingga Sabtu (29/3), sponsor Sri Umiyati dan temannya Umar dari PT MAS masih menjalani pemeriksaan Polda Sumsel.

GADAIKAN SERTIFIKAT
Sementara di Lampung, gadis desa yang awalnya bercita-cita menjadi baby sitter di Singapura, justru menjadi PRT (pembantu rumah tangga). Indriyani, 21, gadis itu pun meminta orangtuanya memulangkannya ke Lampung Timur.

Oleh kedua orangtuanya lalu diupayakan pulang. Meski tak memiliki uang pasangan suami istri (pasutri) Andi Sunaryo,53, dan Royani,51, itu pun menggadaikan sertifikat rumah sebagai jaminan ganti rugi pihak perusahaan, namun ternyata gagal.

"Waduh, ibarat sudah jatuh tertimpa tangga," kata Sunaryo, ketika melapor ke polisi, Sabtu (29/3).

TAK BOLEH DIJENGUK
Anehnya, walau sudah pulang ke Indonesia ia tidak langsung bisa pulang ke tengah-tengah keluarganya. Ia justru ditaruh di penampungan TKW di kawasan Pengadean, Pancoran Pusat, Jakarta Selatan. Alasanya pihak keluarga harus mengganti kerugian Rp9 juta.

"Selama di penampungan kami tidak boleh menjenguknya. Untuk itulah saya menjaminkan sertifikat agar kami bisa berkumpul dengan anak kami," katanya.

Kepala Desa Wana Muhsinin mengatakan, peristiwa yang dialami warga ini sudah merupakan kasus yang ketiga, yang dialami TKI asal desa mereka. Bahkan saat ini ketiganya tidak jelas keberadaannya.

(gunawan/hasby/tommy/ds)