-->

Headlines

The Ecosoc News Monitor

14 February 2008

Perdagangan Perempuan Merajalela di Indonesia

Radio Nederland Wereldomroep

meutia_hatta180.jpgPerdagangan manusia yang dalam bahasa inggris disebut trafficking ternyata makin merajalela di Indonesia. Indonesia memang sudah memiliki Undang Undang anti trafficking. Tapi sayangnya pelaksanaannya masih belum optimal. Salah satu hal yang disayangkan berbagai kelompok perempuan dan LSM yang bergerak dalam advokasi anti trafficking, adalah aparat daerah belum menguasai materia dan di samping itu peraturan daerah pun belum ada.

Lebih jauh tanggapan Menteri Pemberdayaan Perempuan, Meutia Hatta, yang tengah berada di Wina, Austria, menghadiri forum Wina untuk memerangi praktek perdagangan manusia.

Kendala Kemiskinan
Meutia Hatta Swasono [MHS]: Tentu kita punya kendala misalnya masih banyak kemiskinan. Kemiskinan ini kan harus ditangani oleh berbagai sektor, tentu kami juga ada program-progam, seperti peningkatan produktivitas ekonomi perempuan. Tetapi kemiskinan yang meluas itu kan diluar kemampuan kami.

Tapi sejauh kita mengetahui bahwa masalah trafficking itu erat kaitannya dengan kemiskinan maka disitu kita harus masuk di kantong-kantong kemiskinan untuk menggugah bahwa itu penting. Trafficking itu dari awal sudah merupakan usaha mengeksplotasi manusia bukan hanya mencarikan lapangan kerja lalu kejeblos illegal worker.

Jaringan Kerja Sindikat
Tapi ini direkrutnya itu dari awal untuk penindasan. Itu bisa terjadi pada siapa saja. Trafficking sendiri kan juga merupakan jaringan kerja sindikat yang sulit diketahui dan dalam hal ini ada orang-orang Indonesia sendiri yang masuk merekkrut.

Saya kira data di sini sangat penting. Kita juga tahu kantong-kantong dimana kita menemukan kasus-kasus trafficking dan disitu kita masuk untuk mengatasi kerjasama dengan lain-lain Misalnya kementrian untuk memberikan dana bergulir untuk peningkatan ekonomi perempuan. Lalu ada kerjasama dengan Departemen Perindustrian untuk home industries seperti itu. Tapi juga bisa dilakukan oleh biro-biro PP di daerah.


RNW [Radio Nederland Wereldomroep]: Belakangan ini banyak disoroti oleh media, yaitu tentang kasus-kasus yang menimpa buruh migran kita, dan juga LSM-LSM menyerukan kurangnya perlindungan terhadap para buruh migran ini. Ini saja tidak di negara tujuan tapi juga sewaktu di negeri sendiri, di Indonesia, baik selama proses perekkrutan, penempatan dan maupun pemulangan dimana mereka itu mengalami eksploitasi dari berbagai pihak. Nah, menurut ibu jalan keluar seperti apa yang bisa dilakukan dalam meningkatkan perlindungan terhadap mereka ini?

Bantuan LSM
MHS: Jadi perlindungan terhadap tenaga kerja yang keluar itu memang dilakukan. Artinya kita ada MOU dengan negara terkait. Tapi disamping itu juga kita minta bantuan kepada LSM-LSM. Karena mereka yang bisa sampai ke grass root kalau Kementrian PP itu tidak bisa begitu.

Kerjasama dengan instansi pemerintah yang lain, seperti Hukham itu karena kan ada imigrasi terus ada Depnakertrans, sekarang ada BNP 2 TKI. Kemudian juga Deplu tentu saja kalau ada kasus-kasus yang terjadi untuk pemulangan dan sebagainya.

Nah, itu tentu kami juga tidak ingin hanya di tingkat advokasi. Kalau bisa lebih mendalam tapi yah, tentu ada keterbatasan tugas pokok fungsi dari kementrian ini. Tapi bagaimana pun juga kordinasi itu kami jalan terus dan juga suka masuk pengaduan-pengaduan dan itu disalurkan ke departemen terkait yang paling tepat.

Penderitaan sesama
RNW: Apa yang Anda harapkan dari Forum Wina ini?

MHS: Harapan saya masyarakat harus lebih tergugah, menyadari bahwa trafficking itu sudah di depan mata dan yah, seperti narkoba sekarang khan ada di depan kita ya, dan harus dijaga. Saya kira trafficking itu juga begitu, bisa merekrut siapa saja begitu, terutama dari kalangan miskin.

Sebagai Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, saya berharap supaya di forum ini juga ada kerjasama dari organisasi-organisasi perempuan antar negara untuk melakukan pencegahan dan perlindungan melalui pembentukan Women Leader Network.

Jadi ini akan bisa sangat penting karena perempuan kan yang mengetahui permasalahan perempuan dan jauh lebih merasakan daripada laki-laki. Meski pun laki-laki juga tentu ada, tetapi perempuan itu yang bisa lebih merasakan penderitaan sesamanya di dalam kaitan dengan trafficking ini.

Kata Kunci: forum wina, lsm, trafficking