Kamis, 17 April 2008 | 18:21 WIB
BANDAR LAMPUNG, KAMIS - Seorang tenaga kerja Indonesia asal Jati Agung Lampung Selatan bernama Sunyoto (51) yang bekerja di Negeri Sembilan, Malaysia diketahui jatuh dari lantai dua proyek bangunan sekolah pada Selasa (15/4). Korban diketahui meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit. Keluarga belum bisa menerima kondisi korban karena diotopsi tanpa seizin keluarga.
Supriyadi, adik ipar korban yang juga bekerja di proyek yang sama dengan korban yang ditemui di rumah korban di Dusun Dua RT 22 Blok 5 Desa Jati Mulia, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan, Kamis (17/4) mengatakan, sebelum meninggal pada Selasa (15/4) korban diketahui datang lebih awal di lokasi proyek. Korban Sunyoto yang baru empat bulan bekerja di Malaysia diketahui datang ke lokasi proyek pembangunan gedung sekolah menengah sains di Tapak Projek Sekolah Menengah Sains Kundur, Pedas, Negeri Sembilan pukul 07.30. Padahal pekerjaan proyek dimulai pukul 08.00.
Kepada beberapa TKI yang kebetulan juga datang lebih awal, korban Sunyoto mengeluh pusing. Ia kemudian duduk di puncak tangga lantai dua. Tak lama kemudian ia terjatuh menggelundung ke bawah dan berhenti di anak tangga kelima dari atas.
Ia sempat berteriak minta tolong, kata Supriyadi. Teman-teman sekerja yang s udah datang menolong korban dan membawa korban ke klinik Lingga di daerah Seremban, Negeri Sembilan, Malaysia. Namun klinik tersebut tidak memiliki peralatan memadai sehingga korban dilarikan ke rumah sakit terdekat, yaitu di Hospital Tuanku Ja afar Seremban, Negeri Sembilan. Saat ditolong pertama kali, korban mengeluarkan darah dari hidung dan meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit, sekitar pukul 11.35.
Yang menjadi permasalahan, lanjut Supriyadi, pihak rumah sakit tidak membolehkan dia melihat tubuh korban. Saat pihak rumah sakit menyerahkan jasad korban, pihak rumah sakit sudah mengemas rapi tubuh korban sehingga Supriyadi hanya bisa melihat wajah saja.
Merujuk dokumen kepulangan yang diterbitkan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur disebutkan, pihak keduataan sudah menerima data-data dan penyebab kematian Sunyoto dari pihak rumah sakit dan jawatan kematian Malaysia. Hanya saja, pihak KBRI Kuala Lumpur tidak bersedia mengecek ulang tubuh korban dan langsung menerbitkan surat pengantar jenazah. Jasad korban diterbangkan ke Jakarta dari Kuala Lumpur dengan Garuda Indonesia Rabu (16/4) pukul 14.40 dan tiba di rumah korban di Jati Agung Lampung Selatan pukul 22.30.
Imam Syafei, kerabat Sunyoto mengatakan, keluarga yang penasaran dengan kondisi korban meminta izin kyai dan membuka peti mati pada Kamis pukul 10.00. Keluarga sangat terkejut melihat keganjilan di tubuh korban. Tubuh korban dijahit mulai dari dagu hingga pusar, sementara di bagian kepala terdapat jahitan melingkari kepala. "Kami menuntut kejelasan, karena otopsi dilakukan tanpa seizin keluarga dan hasil otopsi tidak disertakan, " katanya.
Pihak keluarga melaporkan kematian Sunyoto kepada pihak Polsek Sukarame, Bandar Lampung dan menginginkan pihak kepolisian mengusut ketidakjelasan hasil otopsi itu. Namun demikian, meski keluarga belum mengetahui secara pasti pe nyebab kematian, keluarga sudah mengubur Sunyoto pada Kamis siang.
Sunyoto sendiri bekerja di Malaysia secara illegal dan tanpa melalui jasa penyalur TKI. Berdasarkan dokumen yang menyertai peti jenasah, Sunyoto memasuki Malaysia melalui Jambi. Ia memalsukan namanya menjadi Hadijal, laki-laki berumur 43 dan berasal dari Kerinci Jambi. Paspor RI No.R294478 atas nama Hadijal diterbitkan Kantor Imigrasi Jambi pada 1 Desember 2007 dan ditandatangani Kepala Kantor Imigrasi Jambi Burmawi. Ia masuk Malaysia dengan visa turis pada 7 Januari 2008.
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now.